PANGANDARAN, JMI -- Istilah “Mafia Proyek” sudah begitu membudaya. Istilah "Mafia Proyek” sebenarnya untuk menggambarkan hasil korupsi yang acapkali tidak dimakan sendiri oleh sang koruptor tersebut. Uang korupsi itu sengaja dibagi-bagi kepada orang banyak agar sama-sama menikmatinya. Si koruptor "Membagi Dosa" kepada orang-orang di sekitarnya.
Maraknya berita tentang “Kegeraman” Bupati Garut H. Rudi Gunawan, S.H., M.H., M.P., beberapa hari lalu mengenai “Polemik Pasar Leles”.
Menyikapi hal tersebut Ketua DPW MOI/PWMOI Jabar, R. Satria Santika yang juga Pembina Media Nasional Cetak Online Perwirasatu.id berkomentar,
“Kejahatan korupsi dalam proyek harus diusut tuntas mulai dari awal kembali sangat disayang jika hanya seorang ASN yang dijadikan tersangka, jika Bupati Garut mengatakan “Mafia Proyek” tentunya banyak pelaku-pelaku yang terlibat,” ungkapnya. Jumat (26/02/2021).
Tiga orang sudah ditetapkan tersangka pada kasus Mega Proyek “Pasar Leles” satu diantaranya adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang menurut Bupati Garut sudah bekerja dengan baik bahkan Bupati akan menyiapkan Kuasa Hukumnya.
Menurut R. Satria Santika, arti kata "Mafia" adalah perkumpulan kriminal yang secara rahasia bergerak melakukan aktivitasnya, makanya Bupati Garut sangat “Geram”
Lanjut, "Sebagai Ketua DPW MOI/PWMOI dirinya akan menurunkan rekan-rekan Media untuk membantu Bupati Garut mengekspose kasus “Pasar Leles” agar terang benderang dalam pemberitaan," tegasnya.
Saat dimintai tanggapannya.
Ini pernyataan Bupati Garut beberapa hari yang lalu yang saya dengar langsung pada percakapan di Bianglala, Bupati Garut H. Rudi Gunawan, S.H., M.H., M.P., mempersilahkan kalau pihak kejaksaan akan membongkar sampai tuntas “Mafia Proyek, Kasus Pembangunan Pasar Leles”, itu ia lakukan karena merasa nama baik Kabupaten Garut menjadi tercemar karena pemborong pasar Leles tidak juga menyelesaikan pekerjaannya, “Saya ingin kontraktor Aslinya dikejar juga," pungkasnya.
Red.Rd satria Santika / Asep Keling
0 komentar :
Posting Komentar