WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Menelusuri Jejak Singgasana Raja Keraton Agung Sejagat di Pinggir Rel

Totok Santoso Hadiningrat serta Kanjeng Ratu, alias Dyan Gitarja. (foto: Lipoutan6.com/FB/edhie prayitno ige)
JAKARTA, JMI -- Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah, didirikan pada tahun 2018. Dalam membangun kerajaannya, Toto Santosa dan Fanni Aminadia terbilang tak main-main. Secara detail mereka mempersiapkan struktur kerajaannya.

Seperti pimpinan tertinggi ada di tangan raja. Sementara, di bawahnya ada 13 menteri yang membawahi gubernur-gubernur dan lurah. Tak hanya itu, untuk menguatkan bahwa keduanya raja dan ratu, mereka bahkan mendesain sendiri kostum kebangsawanannya.

Adalah Fanni yang dipanggil Kanjeng Ratu Dyah Gitarja sebagai perancangnya. Kini tak ada lagi seragam kerajaan berwarna hitam dan merah dengan hiasan pangkat di kedua sisi pundak Toto. Begitu pun kebaya hitam, hiasan sanggul, serta mahkota yang dipakai Fanni dalam foto-foto yang beredar.

Usai keduanya diciduk di sekitar keratonnya, Selasa, 14 Januari 2020, busana kebesaran kerajaan berubah menjadi warna biru bertuliskan "Tahanan (Direktorat tahanan dan barang bukti) Polda Jateng".

"Raja dan ratu Keraton Agung Sejagat kita tangkap kemarin di sekitar lokasi yang dijadikan kerajaan," ungkap Kapolda Jateng Irjen Polisi Rycko Amelza Dahniel di Semarang, Rabu, 15 Januari 2020.

Keduanya bahkan dijerat pasal berlapis dan terancam 10 tahun penjara.

"Kami jerat Pasal 378 KUHP tentang Penipuan dan Pasal 14 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang Penyebaran Berita Bohong," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar Fitriana Sutisna saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 15 Januari 2020.

Fakta lain yang terungkap, Toto Santosa yang menyebut dirinya raja Keraton Agung Sejagat, pernah tinggal di bantaran rel kereta api. Tepatnya di kawasan Pademangan, Jakarta Utara.

Dari informasi yang didapat merdeka.com, Toto pernah menghuni sebuah bangunan di Jalan Mangga Dua VIII RT 012/RW 005, Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.

Untuk mencapai lokasi, harus melewati gang kecil di permukiman padat penduduk. Setibanya di lokasi, bangunan yang pernah dihuni Toto sudah tidak ada. Hangus terbakar setelah diamuk si jago merah pada tahun 2016.

Tempat itu kini berubah lahan kosong dipadati tanaman liar. Persis bersebelahan dengan rel kereta Stasiun Pademangan.

Pengakuan Ketua RW 005

Ketua RT 012 RW 005, Abdul Manaf, saat ditemui merdeka.com membenarkan ada warganya bernama Toto Santosa. Dulu, Toto mengontrak rumah kecil yang berdiri tepat di samping rel.

"Saya baru ketemu dia sekali tahun 2015. Dia pernah minta pengantar untuk ganti kartu keluarga, waktu itu buat sendiri, karena dia belum menikah, kelahiran Wonosobo," cerita Abdul Manaf, saat ditemui merdeka.com, Kamis (16/1).

Namun, setahun kemudian Totok pindah. Setelah rumahnya diamuk si jago merah.

Selama menjadi warganya, Abdul Manaf dan tetangga lain tak terlalu berinteraksi dengan Toto.

"Dia di sini ngontrak sama Pak Saiman, sekarang sudah tidak di sini. Dia jarang di rumah, berapa bulan hilang, terus balik untuk bayar kontrakan," sambungnya.

Setelah peristiwa kebakaran itu, lahan tempat berdirinya rumah kontrakan Toto diambil alih PT KAI.

Hanya sedikit hal yang diingat Abdul Manaf dari sosok sang Raja Keraton Agung Sejagat itu. Sebab, Toto dikenal tak pernah banyak bergaul dengan warga.

"Saya sebenarnya juga merasa dirugikan karena dia (toto) tidak pernah hadir dalam kerja bakti warga sini, tiba-tiba dia datang minta perbarui KK, tidak ada kontribusi, saya mau bikinin juga dia siapa. Cuma karena dia tercatat sebagai warga saya, mau tidak mau ya saya buat," jelasnya.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Acara Makan Siang Jajaran JMI Bersama Anak anak Yatim berjalan Lancar dan Sukses

Jakbar, JMI - Masih dalam rangka HUT JMI ke-21 dan juga masih dalam suasana Maulid Nabi Besar Muhammad SAW jajaran Kantor redaks...