JAKARTA, JMI -- Ketua Dewan Syariah JURNAL MEDIA Indonesia, Bapak Ustadz Khairul Anwar, S. Ag. memberikan sedikit wejangan kepada Pimpred Pusat JMI Bapak Drs. ERde Isma Aji, S. H. dan jajaran wartawan JMI saat bincang-bincang hangat sambil menikmati secangkir kopi hitam di Kantor Pusat JMI Sabtu 04 Januari 2020 pukul 14:30 WIB terkait hikmah banjir yang belum lama ini terjadi di DKI Jakarta dan sekitarnya.
Tetkala disaat musim panas, kita seraya meneriakkan suara terindah yang kita miliki dengan nada yang amat tinggi dan denyutan hati yang tidak nyaman, seraya berkata "wahai Tuhan kami Allah SWT, mengapa engkau memberikan cuaca panas setiap hari kepada kami, engkau berikan kemarau yang amat panjang ?, kita bertanya pada Allah SWT, padahal kita sendiri tahu jawabannya.
Begitu pula disaat musim hujan, teriakan indah itu kembali terdengar, seraya berkata "Wahai Tuhan kami Allah SWT, mengapa engkau turunkan hujan amat sangat deras kepada kami, engkau turunkan banjir bandang kepada kami, kasihanilah kami Ya Allah, jika rumah kami banjir, kami tidak bisa menjalankan kehidupan dengan semestinya, dan padahal kita sudah tahu jawabannya.
Dilain sisi ada teriakan halus yang terbisik dengan menghembuskan nafas sambil mengusap dada yang berdetak sangat kencang, seraya berkata ini salah siapa ?
Ramai, gaduh, ricuh, kacau, terdengar saling salah menyalahkan antar satu sama lain sebab ketidaknyamanan dalam hidup mereka dengan kehadiran air bah kiriman dari Allah SWT.
Padahal jika kita muhasabah sejenak, sesungguhnya ketika banjir datang, Allah SWT amat sangat sayang dengan hambanya, Allah SWT selalu memberikan yang terbaik terhadap hamba-Nya.
Oleh karenanya perbanyaklah Dzikir dan Syukur Kepada-Nya, berbaik sangkalah terhadap Sang Pencipta Allah SWT.
Panas terik, kemarau panjang, derasnya hujan, air bah seperti lautan sudah sepatutnya kita sadari bersama ini merupakan anugerah Tuhan YME Allah SWT yang amat besar bagi kita.
Disaat musim panas tiba, sikap syukur kita amat sangat berkurang, begitu pun disaat musim hujan, sikap syukur kita makin berkurang, hujan deras menghantam harta benda yang kita miliki, meluluhlantahkan bangunan, rumah dan harta benda lainnya yang kita miliki.
Susah payah kita mencari dunia, sungsang sumbel, mongsang mangsing, gojak gijik, namun pada akhirnya semua hilang dalam sekejap, Allah Maha Besar.
Padahal jika kita renungkan sesaat, harta benda yang kita miliki hanya sesaat dan pada akhirnya akan lenyap sesaat disaat Tuhan YME Allah SWT berkehendak untuk mengambilnya.
Allah SWT berfirman : " Idzaa Ashobatshum Musibatun Qooluu : Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji' uun " yang artinya : " Jika Kalian wahai manusia mendapatkan musibah apapun katakanlah *" Innaalillahi wa innaa ilaihi roji 'uun ", Sesungguhnya kami hanyalah milik Allah SWT dan Kepada-Nya lah kami akan kembali".
Jadi kehidupan ini semua sudah skenario dari sang Kholik, kita yang notabennya sebagai manusia berlumuran dosa sudah seharusnya selalu ta'at akan perintah-Nya dan menjauhi akan segala larangan-Nya.
Sebagai manusia harus banyak do'a dan Ikhtiar, sebab do'a tanpa Ikhtiar itu bohong dan Ikhtiar tanpa do'a itu sombong
Ingatlah...sesungguhnya semua harta benda yang kita miliki ialah milik Allah SWT dan sebaik-baiknya manusia ialah yang selalu menyisihkan sebagian harta bendanya untuk dibelanjakan dijalan Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keridhoan, keberkahan dan kemaslahatan dalam hidup kita, amin.
KHAIRUL ANWAR, S.Ag/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar