DARI MARTABAK KE PILWALI: Gibran berorasi sebelum mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Solo di kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Kamis (12/12). (Adityo Dwi/Jawa Pos Radar Solo) |
SOLO, JMI -- "Kertas pidatoku ning endi mau (kertas pidatoku mana tadi)?” ucap Gibran Rakabuming Raka di atas bus yang ditumpanginya dari Solo menuju Semarang kemarin (12/12).
Sambil berdiri, anak sulung Presiden Joko Widodo itu pun mengecek tempat duduknya. Barangkali nyelempit di kursi.
Sobekan kertas pidato tulisan tangan yang dilipat acak itu akhirnya ditemukan terselip di tas makanan. ”Oh iki (oh ini),” celetuknya.
Kemarin siang, di antara sekitar 980 relawan, Gibran mendaftar sebagai bakal calon wali kota Solo di DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah. Pendaftaran di ibu kota Jawa Tengah itu dilakukan lantaran pintu pendaftaran di DPC PDI Perjuangan Solo sudah ditutup.
Jawa Pos kebetulan satu bus dengan Gibran. Bersebelahan dengan ayah satu anak itu, duduk Kuat Hernawan Santoso, koordinator relawan pendukung Gibran.
Tepat di belakang Gibran, ada pengamat komunikasi politik Hendri Satrio. Ketiganya ngobrol santai mengenai beberapa isu. Termasuk, menanggapi kabar bahwa Gibran maju dengan jalan pintas dinasti politik. Soal lain yang Hendri ucapkan terkait dengan penyebutan nama partai berlambang banteng moncong putih itu. ”Nanti (saat di DPD, Red) nyebutnya PDI Perjuangan, ya,” ucap Hendri.
PDIP Solo sudah mengajukan Achmad Purnomo, wakil wali kota Solo sekarang, sebagai bacalon ke DPP PDIP. Berpasangan dengan Sekretaris DPC PDIP Solo Teguh Prakosa.
F.X. Hadi Rudyatmo, wali kota Solo sekarang, merupakan ketua DPC PDIP Solo. Persoalan pencalonan itu pula yang konon sempat membuat hubungan Rudy dengan Jokowi yang dulu berpasangan memimpin Solo –sebelum Jokowi memenangi Pemilihan Gubernur Jakarta 2012, kemudian memenangi pula Pemilihan Presiden 2014– jadi renggang.
Namun, Gibran membantah kabar tersebut. ”Yang jelas, saya dengan Pak Rudy dan semua pengurus di DPC PDI Perjuangan Solo tidak ada masalah apa-apa,” katanya di sela perjalanan menuju Semarang.
Gibran menambahkan, Rudy adalah sosok yang dia hormati. ”Pak Rudy orang pertama yang saya sowani, orang pertama yang saya minta izin dan konsultasi, dan Pak Rudy mengizinkan.”
Gibran juga menyebut, metode blusukan yang dulu melambungkan sang bapak telah dia lakukan. “Kalau blusukan sama, ya ke pasar, ke warga. Kalau untuk anak muda beda, akhir tahun nanti kita akan bikin kompetisi e-sport,” katanya.
Begitu masuk ke ruang DPD, Gibran disambut Ketua Panitia Pendaftaran Pilkada DPD PDIP Jawa Tengah Abang Baginda Muhammad Mahfuz Hasibuan. Di ruangan itu, Gibran langsung mengisi berkas pendaftaran. Tidak sampai setengah jam, berkas dia kembalikan kepada DPD.
Abang mengatakan, seluruh proses pendaftaran di DPD telah ditempuh Gibran. Setelah diverifikasi tim, seluruh berkas telah sesuai. ”Untuk itu, Mas Gibran sebagai bacalon wali kota Solo,” ucapnya, disambut teriakan relawan Gibran.
Abang menegaskan, jalur yang ditempuh Gibran telah sesuai prosedur. Berdasar mekanisme partai, selain melalui DPC, pendaftaran bisa lewat DPD. Setelah mendaftar, Gibran naik ke podium di depan kantor DPD PDI Perjuangan Jateng untuk berpidato. ”Hari ini (kemarin, Red) saya catat sebagai utang. Hari ini merupakan utang pertama saya kepada relawan,” ucapnya.
Gibran berjanji membayar utang itu dengan lompatan dan percepatan Solo jika terpilih. Membuat sejahtera seluruh warga.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menanggapi dengan santai rencana anaknya untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Wali Kota Solo. Dia menyebut keputusan itu tanpa paksaan dan sepenuhnya dipilih Gibran.
’’Kan sudah saya sampaikan bolak-balik, itu sudah menjadi keputusan (Gibran). Tanyakan langsung ke anaknya,’’ ujarnya setelah meresmikan tol Jakarta–Cikampek II Elevated, Bekasi, kemarin (12/12).
Jokowi juga menegaskan, pihaknya tidak bermaksud membangun dinasti politik. Meskipun Gibran dan menantunya, Bobby Nasution, maju dalam pilkada di Solo dan Medan. Dia berdalih, semua keputusan itu tidak dilakukan melalui penunjukan. Dan, siapa pun punya hak untuk dipilih.
Karena itu, dia menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat. ’’Kompetisi bisa menang bisa kalah, terserah rakyat yang memiliki hak pilih,’’ katanya.
JWPOS/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar