WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Gerhana Matahari Cincin, Sampai Jumpa 12 Tahun Lagi

FENOMENA LANGKA: Kolase foto yang menunjukkan proses gerhana matahari cincin. Mulai fase pertama hingga puncak yang dipotret di Desa Bunsur, Kabupaten Siak, Riau, kemarin. (SAID MUFTI/RIAUPOS)
JURNALMEDIAIndonesia.com -- Beberapa wilayah di Indonesia bisa menyaksikan fenomena langka gerhana matahari cincin (GMC) kemarin (26/12). Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Muhamad Sadly menyatakan, GMC merupakan peristiwa ketika posisi matahari, bulan, dan bumi tepat segaris.

Pada saat itu piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari.

’’Akibatnya, saat puncak gerhana, matahari tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengah dan terang di bagian pinggir. Biasanya, saat fase cincin terjadi, langit meredup sehingga seperti fajar atau senja,’’ jelasnya.

Gerhana kemarin terlihat di 25 kota di Indonesia. Setelah kemarin, GMC akan muncul lagi di Indonesia pada 21 Mei 2031 atau 12 tahun lagi. Saat itu daerah yang bisa melihat GMC adalah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Jalur yang dilalui GMC, menurut Sadly, memang berbeda-beda. ’’Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut siklus Saros tertentu,’’ ungkapnya.

Nobar di Surabaya

Sementara itu, di Surabaya ribuan warga memadati kawasan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) untuk melihat peristiwa alam tersebut. Masyarakat juga khusyuk mengikuti salat gerhana yang diselenggarakan panitia.

Ada sembilan teropong yang disediakan panitia. Semuanya ditempatkan di atas panggung berukuran 9 x 9 meter. Warga bergantian mengintip peristiwa langka itu dari balik lensa optik. ”Ini baru kali pertama saya lihat GMC,” ucap Daniar Farah, warga Gayungsari, kemarin.

Surabaya mengalami GMC sekitar 73,8 persen. Meski begitu, warga bisa menyaksikan detik-detik saat matahari tertutup bulan. Puncak gerhana terjadi pukul 12.55 WIB. Meski tak total, peristiwa alam tersebut membuat langit tampak berbeda. Terang tapi adem.

Humas Masjid Al Akbar Surabaya Helmy M. Noor mengatakan, masyarakat tidak hanya melihat GMC secara langsung melalui teropong. Tapi, bisa juga menyaksikan detik-detik terjadinya GMC melalui layar besar yang ditempatkan di dalam masjid. Layar tersebut terhubung dengan satelit. Karena itu, kondisi Aceh hingga Kalimantan Timur (Kaltim) bisa dipantau secara langsung. Tak hanya itu, pengunjung juga mengikuti salat gerhana berjamaah. Menurut Helmy, ada sekitar 10 ribu warga yang mengikuti salat gerhana.

Dalam kegiatan tersebut, hadir juga Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Mantan menteri sosial itu melihat langsung GMC dengan teropong dan kacamata gerhana. ”Ini referensi untuk anak-anak yang sedang berlibur untuk belajar terkait gerhana,” ujar Khofifah.

JWPOS/JMI/RED
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

MOU dengan perusahaan Dubai, PERUMDA Tirta Rangga Subang Suplai Air ke pelabuhan Patimban

SUBANG, JMI– Badan usaha milik Daerah (BUMD ) Perumda Tirta Rangga Subang  (TRS) melaksanakan MoU sengan perusahaan Dubai, Uni ...