WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Dubes Agus Maftuh: Ormas di NKRI Dilarang Berideologi Al-Qaedah dan JI

Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. (Foto: Okezone)
JAKARTA, JMI -- Saudi Arabia dan Indonesia sudah menandatangani MOU tentang pemberantasan terorisme dan ideologi intoleran. Kedua negara sepakat untuk melakukan penutupan keran ideologi kekerasan dan sepakat untuk mengeringkan sumber mata air paham-paham ektrimisme.

Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) tidak akan pernah memberikan ruang sedikit pun bagi semua narasi yang beraroma religious extremist (al-afkar al-mutatarrifah).

Agus Maftuh Abegebriel, Dubes RI untuk Saudi menyampaikan pernyataan tersebut kepada Tim Blak-blakan yang tayang di detikcom, Senin (9/12).

Ketika Tim Blak-blakan menanyakan tentang buku Negara Tuhan, karya 1000 halaman apakah juga membahas tentang AD ART sebuah ormas yang menginginkan NKRI bersyariah dan mengikuti sistem khilafah, sebagai penulis, Agus Maftuh enggan menjawab secara spesifik.

"Saya tidak akan menjawab ini secara spesifik AD ART ormas tersebut, karena buku Negara Tuhan ini ditulis pada tahun 2004 untuk memaparkan jaringan kekerasan internasional baik di Asia Tengah, Timur Tengah, Afrika Utara dan juga Asia Tenggara. Jaringan penebar teror tersebut seperti al-Qaedah dan Jama'ah Islamiyyah," terang Agus Maftuh.

Dia lantas membuka dokumen di laptop milenialnya. Dokumen tersebut adalah PUPJI (Pedoman Umum Perjuangan Jamaah Islamiyyah) yang berisi 10 prinsip dasar Gerakan JI.

Peneliti teroris internasional ini membacakan dua prinsip Jamaah Islamiyyah yaitu prinsip ke-4 dan ke-10. Prinsip keempat berbunyi: Sasaran Perjuangan Kita adalah Memperhambakan Manusia Kepada Allah Saja Dengan Menegakkan Kembali Khilafah di Muka Bumi. Sedang prinsip kesepuluh adalah: Pengamalan Islam Kita adalah Secara Murni dan Kaffah dengan system Jama'ah (kelompok), Kemudian Daulah (Negara) kemudian Khilafah.

"Prinsip ideologi kekuasaan khilafah di atas persis sama dengan yang diperjuangkan jejaring Al-Qaedah pimpinan Osama bin Ladin. Faktanya pimpinan Jamaah Islamiyyah Mesir Umar Abdurrahman mempunyai dua anak yaitu Asadallah Rahman dan Asim Rahman yang juga merupakan mentor ideologis Osama bin Ladin," terang Agus Maftuh.

Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut menyimpulkan bahwa semua gerakan teroris dan kekerasan berbasis agama di seluruh dunia mempunyai "huge goal" atau target besar yaitu mendirikan kekhilafahan di muka bumi. Nama dan bahasa bisa berbeda, namun bentuk dan tujuan tetap sama yaitu khilafah Islamiyyah sebagai teologi kekuasaan dan sebagai mimpi bersama.

Untuk mengeringkan mata air ideologis tersebut, Agus Maftuh berharap pemerintah RI tegas melarang semua ormas untuk mencantumkan ideologi Al-Qaedah dan Jama'ah Islamiyyah dalam AD ART-nya karena ideologi tersebut memiliki daya hancur yang tinggi terhadap NKRI.

Di akhir perbincangan, Agus Maftuh menjelaskan tentang akar terorisme. Pertama, terorisme adalah produk dari negara gagal (Failed State), kedua; jejaring terorisme juga produk dari negara yang krisis baik politik, sosial dan ekonomi, ketiga: terorisme juga hasil akhir dari pemahaman teks keagamaan yang ekstrim yang melakukan politisasi agama, baik di Yahudi, Kristen maupun Islam. Dan yang keempat; terorisme adalah pabrikan dari konspirasi internasional.

Wakil Tetap RI di OKI tersebut berharap pemerintah RI secepatnya melakukan tiga hal. Pertama: Ideological Surveillance (teropong ideologi, semacam CCTV Ideologi), Kedua: Ideological Forensic (Bedah hukum terhadap ideologi yang membahayakan NKRI) dan yang ketiga: Multifaceted Solution (memberikan solusi multi lini untuk proteksi NKRI dari ideologi kekerasan).

DTK/JMI/RED
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Purnawiran Polri Sekabupaten Grobogan Siap Dukung Dan Menangkan Bambang Catur Dalam Kontestasi Pilkada 2024

GROBOGAN, JMI - pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Grobogan dr.H,Bambang Pujiyanto M,Kes bersama H,Catur Sugeng Susanto SH,M...