SUBANG, JMI -- Sejumlah tokoh dan elemen masyarakat mengapresiasi Program Desa Digital yang diinisiasi Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi. Salah satunya, Ketua PCNU Kabupaten Subang, KH Satibi.
Menurut KH Satibi, pembangunan jaringan internet di desa ini pasti memiliki dua sisi, positif dan negatif. Namun, sisi negatif dari desa digital ini sudah diantisipasi oleh Raja Galuh Pakuan salah satunya dengan menggandeng lembaga pendidikan seperti Pondok Pesantren berbasis digital.
Termasuk harus ada kebijakan mematikan sementara jaringan internet desa digital, untuk masyarakat umum pada pukul 18.00 sampai dengan pukul 20.00 wib untuk mendukung jam wajib belajar masyarakat.
“Saya salut dan memberikan acungan jempol kepada Raja Galuh. Apa yang kita khawatirkan dampak negatif dari desa digital itu, sudah diantisipasi dengan menggandeng Ponpes Al-Ikhlas Raudhatul Uluum Kasomalang sebagai Ponpes berbasis digital. Sekaligus menyesuaikan dengan kearifan lokal, berupa jam malam yang sudah di Perbupkan oleh Pemkab Subang, yakni 2 jam untuk belajar ngaji dan menghapal bagi para pelajar,” ujar KH Satibi, Rabu (02/10/2019).
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ikhlas Raudhatul Uluum Kasomalang Kiai Atep Abdul Ghofar juga mengapresiasi pemberdayaan yang dilakukan Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi. Desa digital ini bisa bermanfaat bagi para santri untuk belajar agama, dan belajar litetasi, yang tentunya akan lebih mempermudah para santri dalam belajar agama.
“Insyaallah, desa digital ini akan lebih bermanfaat bagi Pondok Pesantren dan para santrinya, untuk memperdalam ilmu agama, sekaligus akan menjadi media dakwah bagi kami,” kata Kiai Atep.
Atep juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Raja Galuh Pakuan, yang sudah memprioritaskan Ponpes Al-Ikhlas Raudhatul Uluum yang dipimpinnya itu, sebagai percontohan desa dan Pesantren berbasis digital di Kabupaten Subang.
“Hatur nuhun Kang Raja, semoga apa yang sudah dilakukan Kang Raja, menjadi sebuah kemaslahatan bagi umat, karena tanpa diimbangi dengan ajaran agama, desa digital ini, bisa disalahgunakan ke hal-hal yang negatif, akibat pengaruh globalisasi,” terangnya.
Respon positif juga datang dafi masyarakat Kabupaten Subang, menyambut positif dan antusias, dengan adanya “Desa Digital”, yang akan menjadikan kemandirian dan kedaulatan masyarakat desa.
Sri Mulus Sugiharti warga Kelurahan Sukamelang Subang mengatakan, pemberdayaan yang sudah dilakukan Raja Galuh Pakuan, merupakan pekerjaan yang sangat mulia, dalam upaya memberdayakan masyarakat desa
Sehingga masyarakat desa kedepan kata Sri, tidak lagi tertinggal oleh informasi yang telah dan sedang terjadi di daerah terluar, sekaligus dengan adanya “Desa Digital” ini masyarakat desa bisa melek, mandiri dan berdaulat.
“Apa yang sudah dilakukan Kang Raja Galuh Pakuan, merupakan pekerjaan yang sangat mulia, yang sudah dilakukan Kang Raja, terimakasih Kang Raja, semoga apa yang sudah dilakukanya menjadi kebaikan buat Kang Raja dan Keluarga,” ucap Sri.
“Dengan desa digital ini, transformasi informasi dari dalam dan luar bisa dengan mudah kita dapat, kita butuh informasi apa saja, sudah berada di ujung jari,” tegasnya.
Desa digital yang diinisiasi oleh Raja LAK Galuh Pakuan, Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Telekomunikasi Internet (BAKTI), Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (BP2DK), PT. Icon Plus dan PT. Adyawinsa, dijadualkan akan dilounching pada 7 Oktober 2019 mendatang, oleh Bupati Subang Ruhimat, yang dihadiri Dirjen APTIKA Kemenkominfo, Direktur BAKTI, Direktur BP2DK, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
AGUS HAMDAN/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar