SUBANG, JMI -- Pengurus Provinsi Muaythai Indonesia Jawa Barat mengaku prihatin terhadap minimnya dukungan anggaran yang dialokasikan terhadap perkembangan olahraga beladiri Muaythai. Pasalnya, hingga kini beban dana operasional untuk kelancaran pelatda jelang PON XX Papua saja masih minus sebesar Rp 315 juta.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Umum Pengprov Muaythai Jabar Nendy Suryanegara. Nendy menyayangkan lemahnya keberpihakan Pemprov Jawa Barat terhadap cabang olahraga yang berprestasi.
“Dengan segenap upaya kami berjuang membina ratusan atlet dari nol hingga mereka menjadi atlet yang kompetitif dan meraih gelar juara. Namun raihan tersebut seperti belum berarti apa apa bagi Pemprov. Terbukti dengan rendahnya dukungan anggaran yang diberikan,” ucap Nendy, usai menerima kedatangan Inspektorat Daerah Jawa Barat ke kantor dan sasana Muaythai di Subang, Kamis (31/10/2019).
Nendy menyebut, untuk sementara ini, kekurangan dana operasional pelatda tersebut ditalangi Ketum Muaythai Jabar Rahyang Mandajati Evi Silviadi. “Padahal, kebutuhan operasional pelatda ke depan masih sangat besar. Bulan Desember 2019 kita menghadapi Babak Kualifikasi PON XX Papua. Pada 2020, tentu akan lebih padat lagi pelatihan yang harus ditempuh oleh atlet,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mendesak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk segera menuntaskan kebutuhan cabor Muaythai. “Visi Jabar Juara di sektor prestasi olahraga juga harus mendapat perhatian serius dari Kang Emil. Prestasi bagus tidak mungkin tanpa dukungan anggaran yang memadai,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Muaythai Jabar sejauh ini di bawah kepemimpinan Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi telah menorehkan prestasi mentereng. Para atlet binaanya telah merengkuh gelar juara di berbagai ajang nasional bahkan internasional. Deretan trofi yang berjejer di lemari koleksi mulai dari Piala KSAD, Piala Wapres, sampai Piala Presiden RI.
Kontingen Muaythai Jabar sampai mewakili Indonesia di kejuaraan internasional dan menjadi Juara Umum di Makassar tahun 2017.
AGUS HAMDAN/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar