Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. |
JAKARTA, JMI -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) II akan beroperasi pada akhir November 2019 sehingga bisa turut memperlancar arus mudik Natal dan tahun baru 2020.
"Ini merupakan pekerjaan besar. Ada sekitar 9.000 tiang pancang yang dibuat dalam pembangunan tol ini. Tol Layang Japek II juga akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia, karena semuanya elevated. Tol ini juga diiawasi oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Pada 23 September 2019 akan dimulai uji beban sehingga kami rencanakan pada November 2019, Insya Allah bisa operasional," ujar Menteri Basuki dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.
Menteri Basuki mengatakan tol ini sangat ditunggu oleh masyarakat. Presiden Joko Widodo juga menaruh perhatian besar terhadap penyelesaian ruas tol ini karena akan menunjang kelancaran mobilitas angkutan logistik dari Pelabuhan Tanjung Priok ke kawasan industri di Cikarang, Karawang dan Cibitung maupun ke arah Bandung dan Tol Trans Jawa.
Sebelum dioperasikan akan dilakukan uji beban dengan menggunakan 16 truk dengan beban masing-masing 40 ton terdiri dari uji statis dan dinamis.
Tol Layang Japek II akan menambah kapasitas Tol Japek yang ada di bawahnya serta memisahkan antara arus lalu lintas (lalin) jarak pendek dengan arus lalin jarak jauh. Kendaraan tujuan jarak pendek akan menggunakan Tol Japek, sementara kendaraan tujuan jarak jauh menggunakan Tol Layang Japek II.
Tol Layang Japek II berada tepat di sebagian ruas Tol Jakarta-Cikampek eksisting, membentang dari ruas Cikunir hingga Karawang Barat (Sta 9+500 sampai dengan Sta 47+500). Pengusahaannya dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) yang merupakan anak usaha dari PT. Jasa Marga.
Menteri Basuki memberikan apresiasi kepada PT. Jasa Marga, para kontraktor yakni PT Waskita Karya, PT ACSET dan PT Bukaka dan konsultan Tol Layang Japek II yang dapat menyelesaikan pembangunan sesuai target karena selain konstruksi layang, pekerjaannya dilakukan bersamaan dan berdekatan dengan pembangunan infrastruktur lain yakni Kereta Cepat Jakarta - Bandung, Kereta Ringan Jabodetabek (light tail transit) dilakukan diatas jalan tol eksisting yang beroperasi.
"Pekerjaan berhasil diselesaikan dengan window time yang sempit dan tidak boleh ada pekerjaan pada Sabtu dan Minggu. Selain itu faktor Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) juga diperhatikan dengan baik sehingga bisa zero accident atau tidak ada kecelakaan kerja yang fatal. Harmonisasi juga berhasil dilakukan," katanya.
0 komentar :
Posting Komentar