JURNALMEDIAIndonesia -- Operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang diintensifkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mulai membuahkan hasil. Hujan dilaporkan mulai turun di beberapa kabupaten di Provinsi Riau dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
Di Provinsi Riau, Teluk Belitung, Kabupaten Rokan Hulu, diguyur hujan sejak Kamis sore (19/9) hingga Jumat pagi (20/9).
”Kami mencatat volume air hujan mencapai 1,7 juta meter kubik. Termasuk deras,” ujar Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto kemarin.
Sebelumnya tim BBTMC BPPT bersama TNI-AU mengerahkan dua pesawat untuk menyemai awan di dua lokasi tersebut. Penyemaian pertama menggunakan pesawat Cassa 212-200 yang mengangkut 800 kg NaCl. Pesawat itu menyemai awan di atas Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan, dan Kabupaten Lima Puluh Koto.
Penyemaian kedua dilakukan dengan pesawat Hercules C130 yang mengangkut 2.400 kg NaCl. Operasi dilakukan di atas wilayah Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Kepulauan Meranti. ”Selain untuk memadamkan api, juga ditargetkan membasahi lahan. Melindungi daerah-daerah yang tidak terbakar agar tidak dapat dilalap api,” jelas Seto.
Sementara itu, Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Karhutla Riau Samba Wirahma mengatakan, timnya masih bekerja keras untuk melakukan TMC di Pelalawan dan Indragiri Hilir. Hingga kemarin Pekanbaru masih diselimuti asap tebal dari kebakaran di dua wilayah tersebut. ”Awan masih sulit tumbuh di sana. Kami akan terus berupaya mengatasinya,” ungkap dia.
Di Kalimantan Tengah, hujan mulai mengguyur Kabupaten Pulang Pisau dan Kota Palangka Raya. Hujan turun kemarin sore dengan intensitas sedang hingga lebat. Hujan juga dilaporkan turun di Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang.
Penyemaian awan dilakukan di tujuh kabupaten/kota: Kapuas, Pulang Pisau, Sampit, Gunung Mas, Barito, Katingan, dan Palangka Raya. Tim menyemai awan saat siang. Menggunakan pesawat CN295 yang mengangkut 2.400 kg NaCl. ”Pesawat jenis ini memang dapat menjangkau wilayah cukup luas hanya dalam sekali terbang. Kerja keras tim akhirnya membuahkan hasil menggembirakan. Hujan turun cukup lebat sore hari di Palangka Raya dan sekitarnya,” ucap Seto.
Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Kalteng Fikri Nur Muhammad menjelaskan, sepanjang lintasan area penyemaian terpantau awan kumulus di ketinggian 15.000 kaki. ”Selain NaCl, tim menggunakan kapur tohor,” ujarnya.
BMKG juga melaporkan perkembangan menggembirakan bahwa ada potensi pertumbuhan awan hujan sedang hingga tinggi di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Menurut data Pusat Meteorologi Publik, Pulau Sumatera bagian utara memiliki potensi pertumbuhan awan hujan tinggi atau lebih dari 70 persen. Wilayahnya mulai Aceh sampai Sumatera Utara serta sebagian Provinsi Riau bagian utara.
Sementara itu, mulai Riau tengah, Sumatera Barat, hingga sebagian kecil Bengkulu memiliki potensi pertumbuhan awan sedang. Mulai 50 hingga 70 persen. ”Prediksi ini berlaku untuk besok tanggal 21 September (hari ini, Red)” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab kemarin.
Turunnya hujan berhasil menurunkan tingkat polusi udara di enam provinsi yang terdampak karhutla. Meski demikian, udara di tiga provinsi terparah masih menunjukkan angka berbahaya dengan indeks PM 2.5 di atas 300. Dengan perincian 427 di Riau, 498 di Kalimantan Barat, dan 455 di Kalimantan Tengah.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengusulkan agar jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau menyiagakan ambulans Public Safety Center (PSC) 119 di berbagai titik. Hal tersebut dimaksudkan untuk memudahkan warga terdampak karhutla bila mengalami kondisi gawat darurat. Standar pelayanan PSC 119 dimulai dari panggilan warga yang tengah mengalami gawat darurat kesehatan melalui nomor 119. Kemudian, dilakukan layanan kegawatdaruratan dengan menerjunkan ambulans PSC beserta tenaga medis ke lokasi warga tersebut.
”Ambulans ini sudah terdistribusi. Jadi, sektor terdekat (tempat ambulans, Red) di mana, ya di situlah yang menuju lapangan. Karena response time menentukan,” jelasnya. Persiapan lainnya adalah ruang oksigen. ”Kami surati sebelas puskesmas dan satu rumah sakit untuk mengaktifkan ruang oksigen di Palangka Raya,” kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Maria.
0 komentar :
Posting Komentar