WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Dampak Karhutla, Kualitas Udara di Singapura Kembali Tidak Sehat

JAKARTA, JMI -- Kabut asap karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia masih mengganggu negara tetangga Singapura. Hari ini, Selasa (17/9), kualitas udara di Singapura kembali dilaporkan tidak sehat.

Badan Lingkungan Hidup Nasional atau National Enviromental Agency (NEA) Singapura sebelumnya melaporkan bahwa kualitas udara di negaranya sempat membaik kemarin, Senin (16/9). Kini, masih akibat karhutla, NEA mencatat kualitas udara di Singapura kembali memburuk.

Dalam laporannya, sebagaimana dikutip laman resminya, NEA menyebut sampai sore ini, kualitas udara berdasarkan Indeks Standar Polutan (PSI) di barat dan selatan Singapura menembus angka 102. Sementara, PSI di timur Singapura mencapai 93, 92 di utara, dan 91 di kawasan pusat Singapura.

NEA dalam laporannya juga menyebut, ada sebanyak 109 titik api terdeteksi di wilayah Sumatera hari ini. Angka ini berkurang dari hari sebelumnya yang berjumlah 233. Kabut asap sedang hingga tebal terus diamati di provinsi tengah dan selatan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung. Beberapa kabut asap terus diterbangkan oleh angin yang bertiup mempengaruhi bagian Semenanjung Malaysia dan Singapura.

Sebagai informasi, berdasarkan indikator Indeks Polutan Udara (API), tingkat polusi 0-50 mengindikasikan kualitas udara bagus, 51-100 sedang, 101-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan 300 ke atas berarti berbahaya.

Untuk beberapa hari ke depan, cuaca di Singapura dan Sumatera diperkirakan akan tetap kering secara umum, dan angin yang kencang diperkirakan akan bertiup terutama dari tenggara atau selatan. Aktivitas hotspot di Sumatera menurut NEA juga diperkirakan akan bertahan di bawah kondisi kering.

NEA menyebut, dampak kesehatan kabut asap tergantung pada status kesehatan seseorang, tingkat PSI, dan panjang serta intensitas aktivitas seseorang di luar ruangan. Mengurangi aktivitas di luar ruangan dan aktivitas fisik dapat membantu membatasi efek buruk dari paparan kabut asap.

Sementara mengingat perkiraan kualitas udara untuk 24 jam ke depan, masyarakat di Singapura bahkan diminta mengurangi aktivitas fisik luar yang berkepanjangan atau berat. Lansia, wanita hamil dan anak-anak harus meminimalkan aktivitas fisik luar yang berkepanjangan atau berat, sementara mereka yang menderita penyakit paru-paru atau jantung kronis harus menghindari aktivitas fisik luar.

JWPOS/JMI/RED
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Keamanan dan Ketertiban di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sukadana, Kab; Lampung Timur, Prov. Lampung sangat baik

Lampung Timur, JMI - Keamanan dan Ketertiban di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Sukadana, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lamp...