JAKARTA, JMI -- Mencermati tentang perkembangan pemberantasan korupsi oleh KPK RI dalam kasus Korupsi mega proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau-1 memperlihatkan bahwa KPK terkesan tidak berani mengungkapkan secara serius terkait dengan aktor-aktor yang terlibat dalam agenda kejahatan tersebut.
Koalisi Mahasiswa Anti Korupsi mengadakan aksi nya di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam aksi nya mereka menuntut KPK agar nama seperti Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Fraksi Golkar Melchias Marcus Mekeng untuk di proses dan diperiksa, karena kedua nama tersebut diduga kuat terlibat kasus Korupsi PLTU Riau-1. Dalam aksi nya tersebut sejumlah Koalisi Mahasiswa Anti Korupsi membawa peserta nya sekitar 50 yang tergabung dalam aksi Koalisi Mahasiswa Anti Korupsi.
Kordinator Lapangan Koalisi Mahasiswa Anti Korupsi, Abdul Rais mengatakan hal ini terindikasi dengan munculnya nama Menteri Perindustrian yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketua Fraksi Golkar Melchias Marcus Mekeng yang diduga kuat ikut terlibat. "Namun sampai hari ini tidak pernah dipanggil dan diperiksa oleh KPK, meskipun dalam beberapa media, KPK menyatakan berpeluang untuk memanggil Airlangga sebagai saksi dalam kasus dugaan suap proyek pembangunan PLTU Riau-1," lanjut dia.
"Sebelumnya, dalam perkara ini KPK telah menjerat tiga orang sebagai tersangka. Mereka adalah Eni Maulani Saragih (Mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Golkar), Johannes Budisutrisno Kotjo (Pemegang Saham Blackgokd Natural Recourses), dan Idrus Marham (Mantan Menteri Sosial dan Sekretaris Jenderal Golkar). Eni Saragih dan Idrus Marham diduga bersama-sama menerima uang sebesar Rp 6,25 miliar dari Kotjo secara bertahap," ujar Kordinator Lapangan Koalisi Mahasiswa Anti Korupsi, Abdul Rais saat mengadakan aksi nya di Gedung KPK, Jakarta, Senin (8/7/2019).
Sementara itu menurut Abdul menerangkan, munculnya nama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang juga menjabat sebagai Menteri Perindustrian RI didasarkan pada pengakuan Eni Maulani Saragiah ketika menjadi saksi dalam sidang dengan terdakwa pemegang saham PT. Blackgold Natural Resources Johannes Budisutrisno Kotjo. Eni mengaku sebagian dari Rp 2 miliar yang dirinya terima dari Johannes Budisutrisno Kotjo digunakan untuk keperluan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar pada Desember 2017.
"Eni Maulani Saragih juga membeberkan pernah melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johannes Budisutrisno Kotjo. Pertemuan itu terjadi di kediaman Airlangga setelah menjadi Ketum Golkar. Selain Airlangga dan Johannes Kotjo, pertemuan itu juga dihadiri oleh dua politikus Golkar lainnya, Idrus Marham dan Melchias Marcus Mekeng. Pertemuan tersebut membahas proyek PLTU Riau-1 senilai USD 900 Juta dan tindaklanjut kepentingan Johannes Budisutrisno Kotjo menggarap proyek PLTU Riau-1. Bukan hanya itu, Eni juga mengaku sempat diperintahkan Airlangga untuk mengawal proyek PLTU Riau-1," jelas dia.
"Berdasarkan paparan di atas, kami menduga bahwa Airlangga Hartarto merupakan aktor utama terjadinya korupsi dalam proyek PLTU Riau-1. Airlangga diduga telah berperan sebagai fasilitator dalam pertemuan dan agenda kejahatan tersebu," ucap dia.
Sebelum mengakhiri aksi nya abdur memaparkan maka dengan ini kami yang tergabung dalam KOALISI MAHASISWA ANTI KORUPSI menyatakan sikap/tuntutan:
1. Mendesak KPK untuk segera tangkap dan penjarakan Ir. H. Airlangga Hartarto Menteri Perindustrian RI karena diduga terlibat dalam kasus korupsi PLTU Riau I.
2. Mendesak Bapak Presiden Jokowi untuk segera mencopot Ir. H. Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian RI.
3. Menteri Perindustrian RI Ir. H. Airlangga Hartarto telah nencederai hati rakyat Indonesia karena terlibat korupsi.
4. Mendukung KPK untuk menuntaskan pemberantasan korupsi di Indonesia.
M SOFYAN/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar