Ilusrasi |
"Pagi ini mata uang kuat Asia yen Jepang dan dolar Hong Kong dibuka melemah terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa (30/4).
Dari eksternal, indeks manufaktur Cina turun di bawah perkiraan. The Official NBS Manufacturing PMI China pada April 2019 tercatat 50,1, turun dari 50,5 pada Maret 2019, dan di bawah ekspektasi pasar 50,5.
Menurut Lana, turunnya PMI Cina ini membuat sentimen negatif di pasar modal Cina yang bisa merembet ke pasar Asia lainnya. Sebelumnya PMI tercatat paling rendah pada Februari 2019 di 49,2, yang merupakan level kontraksi.
"Kemungkinan PMI manufaktur ini akan membaik seiring dengan rencana akan segera ditandatanganinya kesepakatan dagang AS-Cina," ujar Lana.
Lana memprediksi rupiah hari ini akan bergerak melemah menuju kisaran antara Rp 14.210 per dolar AS hingga Rp 14.230 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.215 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.188 per dolar AS.
0 komentar :
Posting Komentar