TULANGBAWANG, JMI -- Para petani yang berada di dua Kecamatan Rawa Jitu Utara dan Kecamatan Rawa Jitu Selatan Kabupaten Tulangbawang mengeluh akan hasil panen mereka.
Keluhan mereka tertuju pada harga jual gabah saat ini Rp.3500/kg itupun para tengkulak membeli gabah kepada petani dengan cara di hutang dulu atau gabah tersebut dibawa dulu keluar daerah Lamsel Lamteng, Namun ada juga sebagian dibawa para padagang ke daerah Palembang Sum Sel.
Menurut keterangan narasumber, Giyatno petani padi di Desa Sp 4 Sidang Iso Mukti Kec.Rawa Jitu Utara sekaligus sebagai ketua Gapoktan, Minggu (21/04/2019) lalu kepada wartawan JMI mengatakan,
"Ada tiga hal yang mungkin timbul sebab harga gabah susah jual. Pertama, musim panen raya ini setiap hari selalu diguyur hujan, Kedua faktor jalan banyak yang rusak akibat banyaknya curah hujan, Ketiga para petani tidak bisa menjemur padi hasil panenannya itu yang berdampak dengan mutu gabah.
Kehancuran dan kerusakan jalan ini yang sangat vital, sebab mobil yang ingin memuat gabah tersebut tidak bisa langsung ke desa, jadi terpaksa para tengkulak mengeluarkan biaya angkutan kecil seperti grobak bajak atau ojek untuk ngepok ke mobil truk yang muatannya 9 sampai dengan 10 ton ini.
Para petani ini berharap kepada pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat agar bisa memperhatikan petani ini, terutama Jl.Lintas Simpang Penawar Rawa Jitu ini untuk tahun berikutnya agar tidak terulang lagi kejadian seperti ini.
Kalau tidak maka para petani ini selalu mengalami keterburukan harga jual gabah," tutup Giyatno dan kawan kawan ini.
MAJID/JMI/RED
Keluhan mereka tertuju pada harga jual gabah saat ini Rp.3500/kg itupun para tengkulak membeli gabah kepada petani dengan cara di hutang dulu atau gabah tersebut dibawa dulu keluar daerah Lamsel Lamteng, Namun ada juga sebagian dibawa para padagang ke daerah Palembang Sum Sel.
Menurut keterangan narasumber, Giyatno petani padi di Desa Sp 4 Sidang Iso Mukti Kec.Rawa Jitu Utara sekaligus sebagai ketua Gapoktan, Minggu (21/04/2019) lalu kepada wartawan JMI mengatakan,
"Ada tiga hal yang mungkin timbul sebab harga gabah susah jual. Pertama, musim panen raya ini setiap hari selalu diguyur hujan, Kedua faktor jalan banyak yang rusak akibat banyaknya curah hujan, Ketiga para petani tidak bisa menjemur padi hasil panenannya itu yang berdampak dengan mutu gabah.
Kehancuran dan kerusakan jalan ini yang sangat vital, sebab mobil yang ingin memuat gabah tersebut tidak bisa langsung ke desa, jadi terpaksa para tengkulak mengeluarkan biaya angkutan kecil seperti grobak bajak atau ojek untuk ngepok ke mobil truk yang muatannya 9 sampai dengan 10 ton ini.
Para petani ini berharap kepada pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat agar bisa memperhatikan petani ini, terutama Jl.Lintas Simpang Penawar Rawa Jitu ini untuk tahun berikutnya agar tidak terulang lagi kejadian seperti ini.
Kalau tidak maka para petani ini selalu mengalami keterburukan harga jual gabah," tutup Giyatno dan kawan kawan ini.
MAJID/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar