SUBANG, JMI -- Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan mulai membangun fasilitas kandang domba untuk 600 ekor, di kawasan desa berbasis rempah.
Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi mengatakan, dibangunnya fasilitas kandang domba untuk 600 ekor itu, sebagai penyeimbang Subang sebagai pusat benih rempah nasional, sekaligus Subang sebagai poros maritim berbasis rempah.
Karena menurut Evi, untuk menuju Subang sebagai pusat benih rempah nasional, tentunya butuh dukungan pupuk organik, untuk mengembangkan benih rempah-rempah tersebut, sehingga para petani yang tergabung dalam Rukun Tani Galuh, tidak kesulitan mencari pupuk organik, karena sudah ada dukungan dari peternakan domba, yang sama-sama di kelola olah Rukun Tani Galuh.
"Keberadaan Peternakan domba yang berjumlah 600 ekor itu, tentunya harus sinergi dengan pusat benih rempah nasional, sehingga akan sangat mudah mewujudkan Subang sebagai poros maritim berbasis rempah," ujar Evi kepada Wartawan di Subang, Rabu (24/4/2019).
Selanjutnya untuk kedepan kata Evi, peternakan domba di kawasan desa berbasis rempah ini, akan menjadi bank domba, yang bisa dimanfaatkan oleh para petani Rukun Tani Galuh, sekaligus sebagai pemberdayaan ekonomi kerakyatan, yang dikelola oleh BUMDes.
"Bank domba ini, masyarakat bisa menabung uang atau berupa domba, sekaligus tempat simpan pinjam dalam bentuk peternakan, dan bank domba ini, bergerak dalam pembesaran daging, yang kemudian dijual pada saat Lebaran Idul Adha dan keuntungannya bisa digulirkan oleh BUMDes," terangnya.
Sementara itu di ungkapkan Evi, bank domba yang digagasnya saat ini sudah ada yang melirik, untuk bekerjasama dengan Rukun Tani Galuh, dalam pembesaran domba tersebut.
"Saat ini kami sedang menjajaki kerjasama dengan PD Pasar Jaya, namun belum sampai ke proses penandatanganan MoU kerjasama," tandas Evi.
AGUS HAMDAN/JMI/RED
Raja LAK Galuh Pakuan Rahyang Mandalajati Evi Silviadi mengatakan, dibangunnya fasilitas kandang domba untuk 600 ekor itu, sebagai penyeimbang Subang sebagai pusat benih rempah nasional, sekaligus Subang sebagai poros maritim berbasis rempah.
Karena menurut Evi, untuk menuju Subang sebagai pusat benih rempah nasional, tentunya butuh dukungan pupuk organik, untuk mengembangkan benih rempah-rempah tersebut, sehingga para petani yang tergabung dalam Rukun Tani Galuh, tidak kesulitan mencari pupuk organik, karena sudah ada dukungan dari peternakan domba, yang sama-sama di kelola olah Rukun Tani Galuh.
"Keberadaan Peternakan domba yang berjumlah 600 ekor itu, tentunya harus sinergi dengan pusat benih rempah nasional, sehingga akan sangat mudah mewujudkan Subang sebagai poros maritim berbasis rempah," ujar Evi kepada Wartawan di Subang, Rabu (24/4/2019).
Selanjutnya untuk kedepan kata Evi, peternakan domba di kawasan desa berbasis rempah ini, akan menjadi bank domba, yang bisa dimanfaatkan oleh para petani Rukun Tani Galuh, sekaligus sebagai pemberdayaan ekonomi kerakyatan, yang dikelola oleh BUMDes.
"Bank domba ini, masyarakat bisa menabung uang atau berupa domba, sekaligus tempat simpan pinjam dalam bentuk peternakan, dan bank domba ini, bergerak dalam pembesaran daging, yang kemudian dijual pada saat Lebaran Idul Adha dan keuntungannya bisa digulirkan oleh BUMDes," terangnya.
Sementara itu di ungkapkan Evi, bank domba yang digagasnya saat ini sudah ada yang melirik, untuk bekerjasama dengan Rukun Tani Galuh, dalam pembesaran domba tersebut.
"Saat ini kami sedang menjajaki kerjasama dengan PD Pasar Jaya, namun belum sampai ke proses penandatanganan MoU kerjasama," tandas Evi.
AGUS HAMDAN/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar