SUBANG, JMI -- Untuk mengantisipasi berbagai potensi kerawanan pada pemilu legislatif (Pileg) dan pemilu presiden (Pilpres) 2019, Jajaran (Bawaslu) Kabupaten Subang telah siap mengantisipasi tentang apa permasalahan yang akan terjadi.
Kepada awak media dalam jumpa persnya Komisioner Bawaslu Subang Divisi Pengawasan, Hubungan Antar Lembaga dan Humas, Imanudin, mengatakan, pihaknya sudah tuntas memetakan beragam potensi kerawanan pada Pemilu 2019 ini.
Imanuddin menerangkan dalam kerawanan pemilu 2019 ini, bisa dipahami sebagai setiap peristiwa yang mengganggu pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara yang berdampak pada hilangnya hak pilih, mempengaruhi pilihan pemilih dan mempengaruhi hasil pemilihan.
“Potensi kerawanan selalu ada, dan persoalan ini sudah kami petakan untuk dilakukan langkah-langkah antisipasinya,” ujar Imanudin, di sela kegiatan Sosialisasi Produk Hukum Pengawas Pemilu di Lembah Sari Mas Ciater, Subang, Sabtu (6/4/2019).
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan pihaknya, dari total 4.690 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah hak pilih sebanyak 1.149.540 jiwa, terdapat sedikitnya 9 jenis potensi kerawanan pemilu.
Yakni, pertama, jaringan internet rendah yang berpotensi mengganggu kelancaran lalulintas data. Potensi gangguan internet ini tersebar di 389 TPS di 20 Kecamatan, dengan kerawanan tertinggi ada di lima Kecamatan, yakni Pusakajaya, Patokbeusi, Pabuaran, Ciater dan Kalijati.
Kedua, domisili Caleg di TPS. Kondisi ini tersebar di 304 TPS di 30 Kecamatan dengan jumlah Caleg 642 orang dimana tingkat kerawanan paling tinggi ada di lima Kecamatan, yakni Patokbeusi, Ciasem, Purwadadi, Kalijati dan Jalancagak.
Ketiga, pendukung fanatik yang berpotensi mengganggu pemilu. Kondisi ini tersebar di 432 TPS di 23 Kecamatan, dengan tingkat kerawanan tertinggi ada di lima kecamatan, yakni Patokbeusi, Purwadadi, Ciasem, Ciater dan Compreng.
Keempat, DPT gemuk lebih dari 280 pemilih. Kondisi ini tersebar di 861 TPS di 27 Kecamatan, dengan konsentrasi tertinggi ada di lima Kecamatan, yakni Cipunagara, Patokbeusi, Binong, Pabuaran dan Ciasem.
Kelima, DPTb/DPK tinggi lebih dari 5 pemilih, dengan konsentrasi terbanyak ada di lima Kecamatan, yakni Cikaum, Pagaden, Dawuan, Pusakanagara dan Jalancagak.
Keenam, KPPS fanatik dukungan. Kondisi ini paling banyak tersebar di empat Kecamatan, yakni Blanakan, Cipunagara, Cijambe dan Kasomalang.
Ketujuh, anggota KPPS baru lebih dari empat orang. Kondisi ini tersebar paling banyak di lima Kecamatan, yakni Pusakanagara, Patokbeusi, Compreng, Blanakan dan Pabuaran.
Kedelapan, kesulitan untuk memilih. Kondisi ini paling banyak terjadi di lima Kecamatan, yakni Cijambe, Sukasari, Patokbeusi, Compreng dan Cisalak. Namun secara umum, tersebar di.43 TPS di 10 kecamatan.
Kesembilan, kesulitan untuk logistik. Kondisi ini tersebar di 63 TPS di 14 Kecamatan, dengan kesulitan tertinggi di lima kecamatan, yakni Cijambe, Blanakan, Patokbeusi, Sukasari dan Legonkulon.
Kesepuluh, memiliki kejadian pada pemilu sebelumnya, dimana paling banyak terjadi di lima Kecamatan, yakni Cipunagara, Jalancagak, Compreng, Binong dan Serangpanjang.
Di tegaskan Imanuddin, kendati potensi kerawanan pemilu yang telah terpetakan ini cukup banyak dan beragam, pihaknya sudah siap mengantisipasi.
“Dalam hal ini Kami sudah siapkan langkah-langkah antisipasi, mudah-mudahan dalam pemilu 2019 ini sangat yakin berjalan aman serta kondusif, " pungkasnya.
AGUS HAMDAN/JMI/RED
Kepada awak media dalam jumpa persnya Komisioner Bawaslu Subang Divisi Pengawasan, Hubungan Antar Lembaga dan Humas, Imanudin, mengatakan, pihaknya sudah tuntas memetakan beragam potensi kerawanan pada Pemilu 2019 ini.
Imanuddin menerangkan dalam kerawanan pemilu 2019 ini, bisa dipahami sebagai setiap peristiwa yang mengganggu pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara yang berdampak pada hilangnya hak pilih, mempengaruhi pilihan pemilih dan mempengaruhi hasil pemilihan.
“Potensi kerawanan selalu ada, dan persoalan ini sudah kami petakan untuk dilakukan langkah-langkah antisipasinya,” ujar Imanudin, di sela kegiatan Sosialisasi Produk Hukum Pengawas Pemilu di Lembah Sari Mas Ciater, Subang, Sabtu (6/4/2019).
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan pihaknya, dari total 4.690 tempat pemungutan suara (TPS) dengan jumlah hak pilih sebanyak 1.149.540 jiwa, terdapat sedikitnya 9 jenis potensi kerawanan pemilu.
Yakni, pertama, jaringan internet rendah yang berpotensi mengganggu kelancaran lalulintas data. Potensi gangguan internet ini tersebar di 389 TPS di 20 Kecamatan, dengan kerawanan tertinggi ada di lima Kecamatan, yakni Pusakajaya, Patokbeusi, Pabuaran, Ciater dan Kalijati.
Kedua, domisili Caleg di TPS. Kondisi ini tersebar di 304 TPS di 30 Kecamatan dengan jumlah Caleg 642 orang dimana tingkat kerawanan paling tinggi ada di lima Kecamatan, yakni Patokbeusi, Ciasem, Purwadadi, Kalijati dan Jalancagak.
Ketiga, pendukung fanatik yang berpotensi mengganggu pemilu. Kondisi ini tersebar di 432 TPS di 23 Kecamatan, dengan tingkat kerawanan tertinggi ada di lima kecamatan, yakni Patokbeusi, Purwadadi, Ciasem, Ciater dan Compreng.
Keempat, DPT gemuk lebih dari 280 pemilih. Kondisi ini tersebar di 861 TPS di 27 Kecamatan, dengan konsentrasi tertinggi ada di lima Kecamatan, yakni Cipunagara, Patokbeusi, Binong, Pabuaran dan Ciasem.
Kelima, DPTb/DPK tinggi lebih dari 5 pemilih, dengan konsentrasi terbanyak ada di lima Kecamatan, yakni Cikaum, Pagaden, Dawuan, Pusakanagara dan Jalancagak.
Keenam, KPPS fanatik dukungan. Kondisi ini paling banyak tersebar di empat Kecamatan, yakni Blanakan, Cipunagara, Cijambe dan Kasomalang.
Ketujuh, anggota KPPS baru lebih dari empat orang. Kondisi ini tersebar paling banyak di lima Kecamatan, yakni Pusakanagara, Patokbeusi, Compreng, Blanakan dan Pabuaran.
Kedelapan, kesulitan untuk memilih. Kondisi ini paling banyak terjadi di lima Kecamatan, yakni Cijambe, Sukasari, Patokbeusi, Compreng dan Cisalak. Namun secara umum, tersebar di.43 TPS di 10 kecamatan.
Kesembilan, kesulitan untuk logistik. Kondisi ini tersebar di 63 TPS di 14 Kecamatan, dengan kesulitan tertinggi di lima kecamatan, yakni Cijambe, Blanakan, Patokbeusi, Sukasari dan Legonkulon.
Kesepuluh, memiliki kejadian pada pemilu sebelumnya, dimana paling banyak terjadi di lima Kecamatan, yakni Cipunagara, Jalancagak, Compreng, Binong dan Serangpanjang.
Di tegaskan Imanuddin, kendati potensi kerawanan pemilu yang telah terpetakan ini cukup banyak dan beragam, pihaknya sudah siap mengantisipasi.
“Dalam hal ini Kami sudah siapkan langkah-langkah antisipasi, mudah-mudahan dalam pemilu 2019 ini sangat yakin berjalan aman serta kondusif, " pungkasnya.
AGUS HAMDAN/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar