PADANG ARO, JMI -- Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayitno kemarin, Ahad (3/3) sore WIB mengunjungi korban bencana gempa di Kabupaten Solok Selatan. Irwan membawakan bantuan berupa uang, makanan dan logistik untuk diserahkan kepada korban melalui tim dari pemerintah kabupaten, BPBD dan relawan yang ada di sana. Penyerahan ini dilakukan di posko utama tanggap darurat di Kantor Kecamatan Sangir Balai Janggo. "Bantuan kita serahkan untuk stabilisasi dan pemulihan pasca gempa," kata Irwan di sela-sela kunjungan.
Jumlah bantuan yang diserahkan secara simbolik oleh gubernur Sumatra Barat itu mencapai Rp 700 juta lebih. Rinciannya, Rp 300 juta dari provinsi, Rp 250 juta dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rp 50 juta dari bank BUMN BNI Rp 50 juta, Badan Amil Zakat Rp 50 juta. Dari provinsi juga ada senilai Rp 125 untuk bantuan pangan.
Irwan menambahkan dalam membantu pemulihan rumah-rumah warga baik yang rusak berat, sedang dan ringan, polanya akan sama dengan saat pemerintah menangani korban gempa di Padang tahun 2009 lalu. Irwan memberikan gambaran bantuan masing-masing Rp 15 juta untuk korban yang rumahnya rusak berat, Rp 10 juta untuk rumah rusak sedang dan Rp 5 juta untuk rusak ringan.
Nanti formula pembagiannya Irwan mengatakan, akan dibahas lebih detail antara Pemprov, Pemkab, BNPB dan TNI supaya bantuan dibagikan secara adil. Irwan mengakui bantuan yang diberikan pemerintah tidak dapat membangunkan kembali secara utuh.
Irwan mengakui jumlah uang bantuan yang mengalir tidak cukup. Jadi untuk membuat rumah masyarakat kembali secara utuh, harus ada bantuan swadaya dari masyarakat, sanak famili dan warga sekitar secara gotoong royong.
Irwan menyebut banyaknya rumah yang rusak oleh gempa di Solok Selatan ini karena masyarakat tidak mendirikan bangunan rumah sesuai aturan. Banyak masyarakat mendirikan rumah secara individu sehingga tidak mengindahkan aturan konstruksi bangunan. Jadinya, rumah masyarakat yang hancur atau rusak akibat gempa memang tidak tahan gempa.
Andai mengikuti aturan konstruksi pembangunan, Irwan mengatakan, rumah tidak akan rusak dengan gempa di bawah 5 skala richter. "Musibah gempa tidak dapat kita tolak. Tapi kita bisa antisipasi," ujar Irwan.
Jumlah bantuan yang diserahkan secara simbolik oleh gubernur Sumatra Barat itu mencapai Rp 700 juta lebih. Rinciannya, Rp 300 juta dari provinsi, Rp 250 juta dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rp 50 juta dari bank BUMN BNI Rp 50 juta, Badan Amil Zakat Rp 50 juta. Dari provinsi juga ada senilai Rp 125 untuk bantuan pangan.
Irwan menambahkan dalam membantu pemulihan rumah-rumah warga baik yang rusak berat, sedang dan ringan, polanya akan sama dengan saat pemerintah menangani korban gempa di Padang tahun 2009 lalu. Irwan memberikan gambaran bantuan masing-masing Rp 15 juta untuk korban yang rumahnya rusak berat, Rp 10 juta untuk rumah rusak sedang dan Rp 5 juta untuk rusak ringan.
Nanti formula pembagiannya Irwan mengatakan, akan dibahas lebih detail antara Pemprov, Pemkab, BNPB dan TNI supaya bantuan dibagikan secara adil. Irwan mengakui bantuan yang diberikan pemerintah tidak dapat membangunkan kembali secara utuh.
Irwan mengakui jumlah uang bantuan yang mengalir tidak cukup. Jadi untuk membuat rumah masyarakat kembali secara utuh, harus ada bantuan swadaya dari masyarakat, sanak famili dan warga sekitar secara gotoong royong.
Irwan menyebut banyaknya rumah yang rusak oleh gempa di Solok Selatan ini karena masyarakat tidak mendirikan bangunan rumah sesuai aturan. Banyak masyarakat mendirikan rumah secara individu sehingga tidak mengindahkan aturan konstruksi bangunan. Jadinya, rumah masyarakat yang hancur atau rusak akibat gempa memang tidak tahan gempa.
Andai mengikuti aturan konstruksi pembangunan, Irwan mengatakan, rumah tidak akan rusak dengan gempa di bawah 5 skala richter. "Musibah gempa tidak dapat kita tolak. Tapi kita bisa antisipasi," ujar Irwan.
0 komentar :
Posting Komentar