JAKARTA, JMI -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tarif tol trans jawa akan dievaluasi. Anggapan bahwa tarif yang dipatok oleh pemerintah atas tol ini mahal, kata Luhut pemerintah sudah memperhitungkan hal ini dengan matang.
Luhut menjelaskan hadirnya tol trans jawa sebenernya merupakan tambahan opsi dari pemerintah untuk masyarakat. Jika selama ini masyarakat setiap arus mudik kerap mengeluh kemacetan, maka pemerintah membuat jalur tol ini agar bisa menjadi pilihan masyarakat.
Namun kata Luhut, jika tarif tol tersebut dinilai terlalu mahal, maka pemerintah akan mencoba mengevaluasi. "Ya coba nanti kita evaluasi. Tapi sebenernya kan ini sudah ada hitung hitungannya, mereka kan membangun tidak lantas menjual murah atau mahal. Pastikan menghitung keekonomian dan reveneu," ujar Luhut di Kantornya, Senin (4/2).
Luhut juga menjelaskan, anggapan mahal ini bisa jadi karena tarif ini baru. Padahal, menurut Luhut tidak lantas harga tol yang dulu dibandingkan dengan tarif yang ada saat ini. Sebab, secara panjang tol saja sudah berbeda dan kemudahan akses bagi masyarakat juga berbeda.
"Ini kan baru penyesuaian. At the end cost nya pasti akan turun. Pasti itu. Kalo kita angkut pasti cost turun, karena ada alternatif. Ada piluhan pesawat, pantura, ada tol, ada kereta api, jadi dulu tidak ada piluhan itu. Ini kan opsi opsi," ujar Luhut.
Di satu sisi kata Luhut juga opsi ini kemudian bisa dipilih oleh masyarakat untuk menentukan mana yang menarik untuk bisa dipilih. Dengan banyaknya opsi ini, kata Luhut maka kasus kasus kemacetan yang terjadi seperti kemarin kemarin tidak akan terjadi.
"Itu kan saya sudah bilang tadi jadi ada alternatif, saya emang saya cek, tapi itu memang menurut saya bisa baik nanti itu. Ada alternatif, bisa lewat tol bisa non tol, jadi kalau pun non tol pasti tidak akan macet, gitu. Ya kurang macet lah," ujar Luhut.
Luhut menjelaskan hadirnya tol trans jawa sebenernya merupakan tambahan opsi dari pemerintah untuk masyarakat. Jika selama ini masyarakat setiap arus mudik kerap mengeluh kemacetan, maka pemerintah membuat jalur tol ini agar bisa menjadi pilihan masyarakat.
Namun kata Luhut, jika tarif tol tersebut dinilai terlalu mahal, maka pemerintah akan mencoba mengevaluasi. "Ya coba nanti kita evaluasi. Tapi sebenernya kan ini sudah ada hitung hitungannya, mereka kan membangun tidak lantas menjual murah atau mahal. Pastikan menghitung keekonomian dan reveneu," ujar Luhut di Kantornya, Senin (4/2).
Luhut juga menjelaskan, anggapan mahal ini bisa jadi karena tarif ini baru. Padahal, menurut Luhut tidak lantas harga tol yang dulu dibandingkan dengan tarif yang ada saat ini. Sebab, secara panjang tol saja sudah berbeda dan kemudahan akses bagi masyarakat juga berbeda.
"Ini kan baru penyesuaian. At the end cost nya pasti akan turun. Pasti itu. Kalo kita angkut pasti cost turun, karena ada alternatif. Ada piluhan pesawat, pantura, ada tol, ada kereta api, jadi dulu tidak ada piluhan itu. Ini kan opsi opsi," ujar Luhut.
Di satu sisi kata Luhut juga opsi ini kemudian bisa dipilih oleh masyarakat untuk menentukan mana yang menarik untuk bisa dipilih. Dengan banyaknya opsi ini, kata Luhut maka kasus kasus kemacetan yang terjadi seperti kemarin kemarin tidak akan terjadi.
"Itu kan saya sudah bilang tadi jadi ada alternatif, saya emang saya cek, tapi itu memang menurut saya bisa baik nanti itu. Ada alternatif, bisa lewat tol bisa non tol, jadi kalau pun non tol pasti tidak akan macet, gitu. Ya kurang macet lah," ujar Luhut.
0 komentar :
Posting Komentar