TULANGBAWANG, JMI -- Ratusan mobil truck yang mengangkut pakan udang dan BBM serta kebutuhan para petani di Dua Kecamatan Rawa Jitu Timur dan Rawa Jitu Selatan terhenti semenjak dari hari Jumat (22/2/19) sampai berita ini diterbitkan belum juga ada solusinya.
Penyebab dari kerusakan jalan tersebut diduga dari banyaknya curah hujan dan pengeras jalan yang ditimbun dari Tanah Merah yang diduga exs peninggalan dari PT. Dipasena Citra Darmaja tahun 2008 sampai sekarang belum ada penimbunan baru, sedangkan lokasi jalan poros Rawa jitu berasal dari lahan gambut.
Menurut keterangan salah seorang Sopir kepada Wartawan Koran JMI perjalan Dari arah Simpang Penawar menuju Ke Rawa jitu Timur ini hanya 66 km. Namun menghabiskan perjalan lebih dari 5 jam. Itu kalau tidak ada mobil yang macet alias (kepater).
Bayangkan kami di Kampung Mefasari ini saja dari kemarin jam 11 siang sudah hampir dua hari belum ada solusinya untuk bongkar muatan yang membawa pakan udang untuk petani tambak udang.
(SR) sopir truk ini kebingungan masalah uang jalan yang sudah habis dimakan waktu. Belum lagi kami dikejar sama petambak pakan udangnya juga ada yang kehabisan stoknya.
Warga kampung Medasari Kecamatan Rawa Jitu Selatan berharap kepada wartawan Koran JMI untuk bisa secepatnya menyampaikan keluhan para sopir truk yang membawa bermacam-macam kebutuhan masyarakat yang ada di dua Kecamatan Rawa Jitu Timur dan Rawa Jitu Selatan ini. Dengan harapan Pemerintah Kabupaten dan pemerintah propinsi juga pemerintah pusat untuk cepat tanggap," katanya kepada wartawan koran JMI, Sabtu (23/2/2019).
kalau tidak maka kedepan dikawatirkan akan mengganggu lajunya perekonomian masyarakat yang tinggal di dua Kecamatan Rawa Jitu Timur dan Rawa Jitu Selatan. Banyak mobil yang antri disepanjang jalan poros Rawa Jitu ini karna tidak ada satupun otoritas yang bisa dimintai keterangan guna mencarikan solusi agar mereka cepat keluar dari kemacetan tersebut.
Menurut sumber warga setempat yang namanya tidak mau disebut di JMI mengeluhkan, "Pemerintah selama ini hanya sebagian kecil melirik infrastruktur jalan Poros Rawa Jitu ini. Semenjak rezim orde baru tahun 1996 dari Simpang Penawar sampai ke Ipil atau perbatasan Medasari hanya 45 menit kalau kita menggunakan kendaraan roda dua. Lengsernya orde baru 1998 sampai sekarang belum juga teratasi untuk jalan Poros Rawa Jitu ini.
Akibat dari dari terlambatnya pemyuplaian di semua sektor kebutuhan masyarakat yang ada di dua Kecamatan Rawa Jitu Timur dan Rawa Jitu Selatan ini menjadi pemicu utama kerugian baik bagi padagang maupun kebutuhan para petani. Apalagi para petani Tambak Udang yang ada di Kecamatan Rawa Jitu Timur. bahkan pasokan BBM ke SPBU Rawa Jitu juga terhenti selama dua hari ini.
Harapan para supir ini kepada pihak Pemerintah, bagaimana kedepan nanti kami sopir bisa memenuhi target jalan yang standar dan kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
A.MAJID/JMI/RED
Penyebab dari kerusakan jalan tersebut diduga dari banyaknya curah hujan dan pengeras jalan yang ditimbun dari Tanah Merah yang diduga exs peninggalan dari PT. Dipasena Citra Darmaja tahun 2008 sampai sekarang belum ada penimbunan baru, sedangkan lokasi jalan poros Rawa jitu berasal dari lahan gambut.
Menurut keterangan salah seorang Sopir kepada Wartawan Koran JMI perjalan Dari arah Simpang Penawar menuju Ke Rawa jitu Timur ini hanya 66 km. Namun menghabiskan perjalan lebih dari 5 jam. Itu kalau tidak ada mobil yang macet alias (kepater).
Bayangkan kami di Kampung Mefasari ini saja dari kemarin jam 11 siang sudah hampir dua hari belum ada solusinya untuk bongkar muatan yang membawa pakan udang untuk petani tambak udang.
(SR) sopir truk ini kebingungan masalah uang jalan yang sudah habis dimakan waktu. Belum lagi kami dikejar sama petambak pakan udangnya juga ada yang kehabisan stoknya.
Warga kampung Medasari Kecamatan Rawa Jitu Selatan berharap kepada wartawan Koran JMI untuk bisa secepatnya menyampaikan keluhan para sopir truk yang membawa bermacam-macam kebutuhan masyarakat yang ada di dua Kecamatan Rawa Jitu Timur dan Rawa Jitu Selatan ini. Dengan harapan Pemerintah Kabupaten dan pemerintah propinsi juga pemerintah pusat untuk cepat tanggap," katanya kepada wartawan koran JMI, Sabtu (23/2/2019).
kalau tidak maka kedepan dikawatirkan akan mengganggu lajunya perekonomian masyarakat yang tinggal di dua Kecamatan Rawa Jitu Timur dan Rawa Jitu Selatan. Banyak mobil yang antri disepanjang jalan poros Rawa Jitu ini karna tidak ada satupun otoritas yang bisa dimintai keterangan guna mencarikan solusi agar mereka cepat keluar dari kemacetan tersebut.
Menurut sumber warga setempat yang namanya tidak mau disebut di JMI mengeluhkan, "Pemerintah selama ini hanya sebagian kecil melirik infrastruktur jalan Poros Rawa Jitu ini. Semenjak rezim orde baru tahun 1996 dari Simpang Penawar sampai ke Ipil atau perbatasan Medasari hanya 45 menit kalau kita menggunakan kendaraan roda dua. Lengsernya orde baru 1998 sampai sekarang belum juga teratasi untuk jalan Poros Rawa Jitu ini.
Akibat dari dari terlambatnya pemyuplaian di semua sektor kebutuhan masyarakat yang ada di dua Kecamatan Rawa Jitu Timur dan Rawa Jitu Selatan ini menjadi pemicu utama kerugian baik bagi padagang maupun kebutuhan para petani. Apalagi para petani Tambak Udang yang ada di Kecamatan Rawa Jitu Timur. bahkan pasokan BBM ke SPBU Rawa Jitu juga terhenti selama dua hari ini.
Harapan para supir ini kepada pihak Pemerintah, bagaimana kedepan nanti kami sopir bisa memenuhi target jalan yang standar dan kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
A.MAJID/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar