WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Buka Tanwir Muhammadiyah, Jokowi Cerita soal Pembangunan Tol

Jokowi ke Mal Senayan City
BENGKULU, JMI -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membuka Tanwir Muhammadiyah dengan menceritakan kisah perjuangan Indonesia membangun jalan bebas hambatan (tol). Ia membuka sambutannya tersebut dengan menceritakan soal pembangunan jalan tol pertama di Indonesia, Jagorawi, pada masa Orde Baru. Jalan tol itu mulai dibangun pada 1973 lalu diresmikan Presiden kedua RI, Soeharto, pada 9 Maret 1978.

"Kilas balik pada tahun 1978 saat kita membangun Tol Jagorawi, Jakarta menuju Bogor dan Ciawi, banyak negara datang kepada kita melihat bagaimana pembangunan tol Jagorawi, manajemen, konstruksi dan pengelolaan Jagorawi. Mereka melihat semua karena kita salah satu yang duluan membangun jalan tol," ujar Jokowi dalam Tanwir Muhammadiyah, Bengkulu, Jumat (15/1).

Namun, sambungnya, setelah 40 tahun negara-negara yang tadinya melihat dan mencontoh Indonesia dalam pembangunan jalan tol, ternyata telah jauh lebih unggul dalam hal pembangunan infrastruktur.

"Setelah 40 tahun, negara yang tadinya melihat kita banyak yang sudah jauh meninggalkan kita dalam pembangunan infrastruktur ini. Selama 40 tahun kita telah membangun 780 kilometer jalan tol. Malaysia yang dulu melihat kita telah membangun kurang lebih 1.800 kilometer jalan tol, Tiongkok, China telah membangun 280.000 kilometer jalan tol."

Atas dasar itu, Jokowi pun menyindir kebiasaan buruk negara ini sebelumnya yakni kerap muncul dengan gagasan dan terobosan yang dipuji dan dicontoh dunia. Namun, tak dilanjutkan sehingga akhirnya tertinggal.

"Kita sering memiliki ide dan gagasan, dan kita seirng memulai yang pertama, tapi tindak lanjutnya selalu terseok-seok," kata dia.

Oleh karena itu, Jokowi pun membuka sambutannya dalam Tanwir Muhammadiyah itu dengan apa yang telah dicapai dan diperbuat pemerintahan di bawah kepemimpinannya selama 4,5 tahun.

"Selama 4,5 tahun ini fokus pada infrastruktur," katanya.

Sidang Tanwir mengusung Beragama yang Mencerahkan. Tema ini diambil lantaran Muhammadiyah melihat gejala politisasi agama di masyarakat, terutama berkenaan dengan kontestasi pemilu yang tengah berjalan.

Ada empat agenda utama dalam sidang Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu. Pertama, sidang Tanwir akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan keorganisasian. Salah satunya adalah perubahan anggaran dasar rumah tangga yang sudah dibahas dalam rapat pleno sebelumnya.

Agenda kedua, penyampaian pokok pikiran Muhammadiyah tentang kehidupan keumatan dan kebangsaan. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menjabarkan hal tersebut.

Kemudian yang ketiga adalah sambutan dari Jokowi yang juga dikenal sebagai capres nomor urut 01 dan capres nomor urut 02 yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Lalu yang keempat diisi dengan permusyawaratan yang berkaitan perkembangan dan dinamika persyarikatan Muhammadiyah di tingkat nasional dan wilayah.

Kendati demikian, Prabowo diketahui tak hadir lantaran di saat bersamaan calon presiden nomor urut 02 itu menyampaikan pidato kebangsaan di Semarang, Jawa Tengah.

Perhelatan akbar Muhammadiyah ini merupakan sidang kedua di masa kepemimpinan Haedar Nashir. Sidang Tanwir sebelumnya digelar di Ambon pada 2017.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Dermawan Bpk. Frangky C Runtuwene Bagikan Makan Gratis Untuk Masyarakat

Jakarta Barat, JMI - Sebuah kisah inspiratif dan heroik datang dari Bapak Frangky C Runtuwene Keprihatinan dengan banyaknya warg...