Ma'ruf Amin |
Ia menyatakan tsunami hoaks itu justru berpotensi membuat pertengkaran dan perpecahan sesama anak bangsa yang seharusnya tak perlu terjadi.
"Negara ini harus kita hindari dari perpecahan. Indonesia juga sedang menghadapi tsunami hoaks dan fitnah, hoaks itu seperti tsunami itu, goyang. Hampir kita bertengkar sesama bangsa gara-gara hoaks dan fitnah," kata Ma'ruf di Masjid Muhammad Yusuf, Depok, Jawa Barat, Sabtu (12/1)
Dia pun turut menyinggung agar dihindarkan dari Dajjal yang ingin merusak Indonesia dengan segala kabar-kabar bohong.
"Dajal itu pembohong, ada Dajal yang akan merusak itu, Dajal juga maknanya pembohong, jadi kita meminta kepada Allah, berlindung dari pembohong yang mengeluarkan hoaks-hoaks itu," kata dia.
Lebih lanjut, Ma'ruf berharap agar masyarakat Indonesia bisa lebih cerdas dalam menerima berita yang belum terbukti kebenarannya. Hal itu bertujuan agar masyarakat tak terpengaruh dengan kabar bohong sehingga berpotensi merusak persatuan bangsa.
Disisi lain, Ma'ruf pun bercerita bahwa dirinya pernah jadi korban hoaks berjoget bareng biduan saat acara relawan di Tugu Proklamasi, 21 September lalu.
Ia menyatakan saat itu dirinya hanya bertepuk tangan dan tak berjoget seperti yang diberitakan oleh media.
"Saya juga pernah kena ghibah, waktu itu saat mengambil nomor ke KPU, saya dikatain pernah joget, padahal saya cuma tepuk tangan doang," katanya.
Terkait dengan kasus hoaks, seorang guru asal Cilegon berinisial MIK (38) ditangkap karena dianggap terlibat dalam penyebaran hoaks tujuh kontainer berisi surat suara tercoblos. Polisi menetapkan MIK sebagai tersangka setelah ditangkap di daerah tugasnya di Cilegon pada (6/1).
Sebelumnya terdapat rekaman yang diduga disebar menyampaikan soal tujuh kontainer surat suara Pemilu 2019 yang sudah tercoblos di Tanjung Priok, beberapa waktu lalu.
0 komentar :
Posting Komentar