Jalan Poros Utama Penghubung Desa Sikijang Kec.LTD Rusak Total Sepanjang 4 Km, Ekonomi Masyarakat Merosot Drastis

Akses jalan didesa Sikijang yang rusak parah dan hancur yang DIDUGA dipergunakan oleh PT.CAL tanpa ada niat untuk memperbaikinya, padahal akses jalan tersebut adalah milik masyarakat (pemerintah) untuk kepentingan jalur penghubung dan kemajuan mastarakat desa Sikijang Kec.Logas Tanah Darat( dok. 20/12).

LOGAS TANAH DARAT, JMI -- Sebelumnya kami (red) telah menjelaskan hancurnya infrastruktur di Desa Rambahan, dan sekarang kondisi Desa Sikijang lebih na'as lagi. Apabila setelah hujan Desa Sikijang tidak bisa melakukan aktifitasnya sehari-hari. Tentu saja suatu pertanyaan besar. Kondisi jalan penghubung ke Desa Teratak Rendah rusak parah sepanjang 4 Km, Sedangkan ke arah Baserah Kec. Kuantan Hilir rusaknya sampai 7 Km. dan kondisi ini bukan baru setahun atau beberapa tahun saja melainkan sudah belasan tahun sampai puluhan tahun silam begini. 

Jika sudah musim kemarau baru dapat dilewati sedangkan di musim penghujan sekarang begitulah kondisinya, hancur dan tidak bisa dilalui. Jangankan dengan mengendarai mobil atau sepeda motor, berjalan kaki saja kita bisa terpuruk.

Bukannya pihak pemerintah Desa maupun Kecamatan tidak memperjuangkan nasib desa Sikijang tersebut. Setiap pengajuan perbaikan jalan Desa Sikijang diajukan, boleh dikatakan tidak ada terealisasi oleh Pemerintah Daerah Kuantan Singingi. Saat tim Jurnal Media Indonesia Biro Kuansing berkunjung silaturahmi ke rumah Kepala Desa, Kades Sikijang menjelaskan,

"Bahwasannya kami tidak bosan-bosan memperjuangkan hak-hak masyarakat terutama untuk perbaikan jalur penghubung antar desa ini. Seperti nasib desa Sako Pangean yang nasibnya sama sudah belasan tahun yang lalu jalan porosnya rusak parah baru beberapa bulan yang lalu terealisasi bulan November. 

Ada apa sebenarnya sampai-sampai banyak desa di Kabupaten Kuantan Singingi yang pembangunan infra strukturnya terabaikan?
Seperti keterangan yang diberikan oleh Purul salah satu warga desa Sikijang, desa kami (Sikijang) sangat terisolir dari desa lainnya. Apabila datang hujan mala mini kami (masyarakat) tidak dapat melakukan aktifitas lagi. Jangankan membawa kendaraan bermotor, berjalan kaki saja susah, sementara akses jalan masyarakat ini dipakai oleh PT.Cempaka Agro Lestari dan beberapa agen sawit dan karet yang membuat hancurnya akses jalan kami. 

Kepala Desa juga menjelaskan jangankan untuk kompensasi desa dan masyarakat, sedangkan jalan penghubung antar desa yang hancur oleh perusahaan ini saja tidak pernah ada niat untuk memperbaikinya. Dan ini juga dibenarkan oleh Ketua Forum Kepala Desa Kec. LTD di 3 (tiga) desa yang lahan perkebunannya ribuan hetar ini tidak pernah melaporkan atau mengurus surat di kantor desa. Untuk kelengkapan dokumen mereka (PT.CAL) kami tidak tahu, sebab tidak pernah ada dari mereka (PT.CAL) yang datang untuk mengurus surat-suratnya," ucap Ketua Forum menjelaskan. 

Hancur total jalan penghubung desa Sikijang menuju desa Teratak Rendah sepanjang 4 KM, sementara akses ini sering digunakan PT.CAL untuk beraktifitas (melangsir sawit dan karet) tanpa ada upaya untuk memperbaikinya 20/12.

Kalau kami (red) perhatikan wajar saja Pemerintah Daerah tidak merespon tentang perbaikan jalan poros Desa Sikijang, dikarenakan diduga yang menghancurkan akses tersebut PT.CAL (CEMPAKA GROUP). Seandainya diperbaiki pasti tetap akan hancur kembali, siapa yang akan melakukan control terhadap mereka (PT.CAL)? karena selama ini sama-sama kita lihat sudah bertahun-tahun lamanya kondisi ini belum terselesaikan. Sementara mereka (PT.CAL) tetap berlalu tanpa rasa bersalah, mereka bisa tetap lewat desa Rambahan, tanpa ada rasa malu dan takut akan perbuatannya. 

Mungkin sudah saatnya kita bersama menghentikan tindakan perbuatan yang merugikan masyarakat banyak ini oleh perusahaan. Apabila tidak dihentikan sekarang mungkin akan lahir lagi perusahaan-perusahaan yang merugikan masyarakat luas demi kepentingan dan keuntungan mereka (perusahaan) semata. 

Redaksi Perwakilan Jurnal Media Indonesia Prov.Riau – Biro Kuansing.

Share on Google Plus