WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Harga Beras di Pasar Cikini Melesat Sentuh Rp14 Ribu per Kg

Ilustrasi Penjual Beras
JAKARTA, JMI -- Harga beras di Pasar Modern Cikini dan Pasar Tradisional Cikini terpantau semakin menjulang pada Januari 2019 dibandingkan bulan sebelumnya. Harganya bahkan mencapai Rp11 ribu-Rp14 ribu per kilogram (kg) untuk kualitas medium.

Padahal, kemarin, Jokowi mengklaim tren harga beras mulai turun. Di tingkat grosir di Pasar Induk Beras Cipinang, bahkan Jokowi mengklaim harga beras turun Rp50 per kg.

Haryanto, salah satu pemilik toko sembako di Pasar Modern Cikini mengatakan harga beras medium saat ini mencapai Rp11 ribu per kg. Harga ini naik dibanding harga beras pada November dan Desember tahun lalu masih sekitar Rp10 ribu per kg.

"Wajar sebenarnya Januari Februari Maret tuh memang selalu naik karena musim hujan," ungkap Haryanto kepada awak media, Kamis (10/1).

Harga beras, menurut dia, biasanya baru perlahan turun pada akhir April atau ketika hujan berkurang dan musim panen tiba. Untuk harga beras kualitas premium atau terbaik, Haryanto menjualnya sekitar Rp15 ribu per kg.

"Kalau di sini yang laku yang kelas premium, mungkin karena memang karena kelasnya begitu ya," kata Haryanto.

Kendati demikian, ia merasa omzetnya terus berkurang dalam satu tahun terakhir. Haryanto menganggap kemampuan beli masyarakat sebenarnya belum pulih seutuhnya.

"Kondisi sepi, satu tahun lalu mungkin omzet turun 20 sampai 25 persen. Kalau ada yang bilang ekonomi bagus itu bohong," tutur Haryanto.

Kondisi yang sama dirasakan Iwan, penjual beras di Pasar Tradisional Cikini. Pada Desember 2018, ia membeli satu karung beras dengan kualitas medium sebesar Rp600 ribu, tapi sejak Januari 2019 harganya naik Rp50 ribu per karungnya.

"Satu karung beras isinya 50 kg. Kalau naik Rp50 ribu, jadi satu karung beras menjadi Rp650 ribu. Nah harga per kg nya dibagi saja. Itu kualitas tengah," papar Iwan.

Bila dihitung-hitung, maka masyarakat perlu merogoh kocek minimal Rp13 ribu per kg untuk membeli beras di toko sembako milik Iwan. Namun, Iwan juga memperbolehkan masyarakat membeli secara literan.

"Kalau dijual literan beda Rp1.000, ya ini ada dua pilihan ada yang dijual Rp11 ribu per liter dan Rp12 per liter. Jadi kalau beli kiloan harganya Rp13 ribu sampai Rp14 ribu lah," ungkap Iwan.

Iwan mengatakan biasa membeli dua karung beras untuk satu hingga dua minggu. Komoditas tersebut diakui Iwan tak menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan per bulannya.

"Yang jual beras sekarang sudah semakin banyak, jadi yang beli tidak banyak. Ini kan saya jual sembako, jadi itu bukan jadi andalan juga, nggak terlalu masalah harga naik dan turun sebenarnya," jelas Iwan.

Salah satu pengunjung Pasar Tradisional Cikini bernama Santi mengamini harga beras yang semakin mahal. Beruntung, toko beras di pasar itu memperbolehkan masyarakat membeli secara literan.

"Setiap toko harga beda-beda, saya sempat menemukan beras per liter masih Rp10 ribu, tapi ada juga memang yang Rp11 ribu sampai Rp12 ribu," kata Santi.

Meski naik, Santi mengaku tak mengurangi pembelian jumlah beras karena memang bahan makanan pokok. Ia juga tetap membeli beras di sekitar Cikini karena rumahnya yang tak jauh dari pasar tersebut.

Harga Beras di Cipinang

Adapun Yono, salah satu pedagang beras di Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC) hampir bernasib sama dengan dua pedagang beras di Cikini. Ia mengaku harga beras kualitas medium lokal kini lebih dari Rp10 ribu per kg.

"Kalau yang lokal (beras medium lokal) di atas Rp10 ribu per kg (Januari 2019)," tutur Yono.

Padahal, pada Desember 2018 lalu harga beras medium tak sampai Rp10 ribu per kg. Namun di atas dari Harga Eceran Tertinggi (HET) medium atau lebih dari Rp9.450 per kg.

"(Musim hujan) biasanya begitu (harga naik), tapi masih stabil karena ada operasi pasar dari Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog)," kata Yono.

Sedikit berbeda, Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifly Rasyid harga beras medium lokal di Cipinang masih ada yang berkisar Rp9.100-Rp9.200 per kg.

"Harga stabil tidak ada kenaikan yang berarti," ucap Zulkifly.

Meskipun begitu, kekhawatiran gejolak harga beras tetap ada di tengah musim hujan seperti ini. Namun, kalaupun terjadi gejolak, potensi kenaikan harga beras tipis hanya Rp100-Rp200 per kg.

Kestabilan harga beras ini, kata Zulkifly, tak lepas dari keputusan pemerintah untuk mengimpor sejumlah beras tahun lalu. Bila saat itu tak mengimpor, ia memprediksi harga beras saat ini bisa saja jauh lebih tinggi.

Ia pun mengaku belum bisa memastikan apakah harga beras akan turun pada musim panen. Sebab, hal itu akan bergantung pada kualitas beras yang dihasilkan.

"Kalau dari awal bagus, tapi kalau nanti pas panen justru terkena hujan jadi hasil kurang bagus, kuning tidak mulu, itu pengaruh," jelas Zulkifly.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Perum Bulog meninjau gudang beras Bulog. Jokowi cukup percaya diri harga beras akan terus turun dalam waktu ke depan didorong operasi pasar Bulog yang juga berlanjut. Apalagi, jadwal panen raya juga semakin dekat.

"Artinya tren harga beras mulai turun apalagi nanti pada Februari-Maret sudah mulai masuk panen raya. Ini juga akan mempengaruhi pasokan daripada produksi di lapangan," kata Jokowi. 
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

KPU Subang Menggelar Rapat Persiapan Debat Publik Kedua, Paslon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Subang 2024

Subang, JMI - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Subang menggelar Rapat Persiapan untuk Debat Publik kedua, pasangan calon (Paslon) Bupa...