JAKARTA, JMI -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.435 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Rabu pagi (19/12). Posisi ini menguat 66 poin atau 0,46 persen dari Selasa sore (18/12) di Rp14.501 per dolar AS.
Di kawasan Asia, rupiah kembali memimpin penguatan mata uang yang berada di zona hijau, seperti won Korea Selatan menguat 0,34 persen, peso Filipina 0,1 persen, yen Jepang 0,07 persen, baht Thailand 0,03 persen, dan dolar Singapura 0,03 persen.
Hanya ringgit Malaysia dan dolar Hong Kong yang tertahan di zona merah, masing-masing melemah 0,15 persen dan 0,03 persen dari dolar AS.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, mayoritas menguat. Poundsterling Inggris menguat 0,18 persen, euro Eropa 0,18 persen, dolar Australia 0,16 persen, dolar Kanada 0,07 persen, dan franc Swiss 0,01 persen. Namun, rubel Rusia melemah 0,06 persen.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan rupiah punya peluang menguat kembali hari ini. Hal ini karena sentimen antisipasi pasar terhadap keputusan hasil rapat bank sentral AS, The Federal Reserve masih bakal mendominasi sentimen pasar mata uang.
Sementara itu, terkait hasil rapat, pasar berekspektasi The Fed akan memastikan kenaikan tingkat bunga acuannya pada tahun depan tidak akan seagresif tahun ini. Meski pada pengumuman kali ini, The Fed turut menggenapi kenaikan bunga acuan pada tahun ini sebanyak empat kali.
"Jelang FOMC, biasanya rupiah melemah, namun kali ini pelaku pasar tidak terlalu reaktif menyusul sikap The Fed yang dinilai lebih menahan diri untuk kenaikan bunga," ujarnya, Rabu (19/12).
Di kawasan Asia, rupiah kembali memimpin penguatan mata uang yang berada di zona hijau, seperti won Korea Selatan menguat 0,34 persen, peso Filipina 0,1 persen, yen Jepang 0,07 persen, baht Thailand 0,03 persen, dan dolar Singapura 0,03 persen.
Hanya ringgit Malaysia dan dolar Hong Kong yang tertahan di zona merah, masing-masing melemah 0,15 persen dan 0,03 persen dari dolar AS.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, mayoritas menguat. Poundsterling Inggris menguat 0,18 persen, euro Eropa 0,18 persen, dolar Australia 0,16 persen, dolar Kanada 0,07 persen, dan franc Swiss 0,01 persen. Namun, rubel Rusia melemah 0,06 persen.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan rupiah punya peluang menguat kembali hari ini. Hal ini karena sentimen antisipasi pasar terhadap keputusan hasil rapat bank sentral AS, The Federal Reserve masih bakal mendominasi sentimen pasar mata uang.
Sementara itu, terkait hasil rapat, pasar berekspektasi The Fed akan memastikan kenaikan tingkat bunga acuannya pada tahun depan tidak akan seagresif tahun ini. Meski pada pengumuman kali ini, The Fed turut menggenapi kenaikan bunga acuan pada tahun ini sebanyak empat kali.
"Jelang FOMC, biasanya rupiah melemah, namun kali ini pelaku pasar tidak terlalu reaktif menyusul sikap The Fed yang dinilai lebih menahan diri untuk kenaikan bunga," ujarnya, Rabu (19/12).
0 komentar :
Posting Komentar