Jalan
DI Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur, depan Kantor Wika, Jalan perempatan
Kebon Nanas Jalan Otista III, dan underpass Cawang.
|
"Revitalisasi itu sekitar 20-30 persen dari total 893.000 meter (saluran drainase)," ujar Mustajab saat dihubungi, Selasa (4/12).
Ia mengatakan lamanya proses revitalisasi saluran drainase tersebut dikarenakan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam perencanaan revitalisasi tersebut. Selain itu, sambungnya, anggaran untuk proses revitalisasi itu juga tidak mencukupi.
"SDM kita itu dari perencanaannya sangat kurang. PNS kita itu kurang, kan 5 tahun terakhir ini tidak ada perekrutan PNS. Kemudian anggaran juga," ucap Mustajab.
Akibat belum selesainya proses revitalisasi saluran drainase tersebut, kata dia, waktu surutnya genangan atau banjir saat hujan turun menjadi lebih lama.
"Rawa Terate itu 4-5 jam baru surut ya. Terlalu lama. Kalau Pak Kadis (Kepala Dinas) mintanya ke kita maksimal 3 jam," ujarnya.
Mustajab menyampaikan selain melakukan proses revitalisasi, pihaknya juga mesti melakukan pembersihan saluran drainase tersebut.
"Kalau pembersihan (saluran drainase) itu 60 persen lebih," ujarnya.
Lebih dari itu, Mustajab menambahkan untuk menanggulangi banjir di wilayah Jakarta Timur, pihaknya menyiagakan karung pasir serta pompa mobile.
Sudin SDA Jaktim juga memasang bronjong di pinggir kali di beberapa wilayah, seperti Cipinang Melayu dan Cipinang Jagal, Pulogadung.
"Setidaknya banjir itu tidak langsung menghantam ke rumah masyarakat, kita redam dulu menggunakan batu bronjong," tutur Mustajab.
Sebelumnya, dari data Dinas SDA ada sejumlah titik di Jakarta Timur yang rawan banjir. Yakni di RW 02, 03, 10, 12 Kelurahan Cibubur, diKomodor Halim Perdanakusuma, di RW 03, 04, 12 Kelurahan Cipinang Melayu, serta di RW 04, 05, 07, 08 Kelurahan Kampung Melayu.
0 komentar :
Posting Komentar