JAKARTA, JMI -- Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas mengatakan perpanjangan skema ganjil genap adalah pilihan paling rasional sebagai alternatif untuk menggantikan sistem Electronic Road Pricing (ERP) yang belum tersedia di Indonesia.
Hal ini menurutnya adalah bentuk pengaturan pembatasan pemakaian kendaraan bermotor yang perlu diterapkan di Jakarta.
"Jakarta itu ERP-nya masih dalam wacana, sedangkan butuh pengaturan. Makanya pilihan yang paling rasional sekarang ini ya, ganjil genap," kata Darmaningtyas, Rabu (19/12).
Darmaningtyas berpendapat sistem ganjil genap yang diterapkan selama 15 jam per hari seperti pada saat perhelatan Asian Games dan Asian Paragames 2018 adalah penerapan yang efektif. Sebab menurutnya pengendara motor tidak lagi bisa menyiasati perjalanan.
"Kalau ini [ganjil genap 15 jam] kan enggak bisa menyiasati perjalanan lagi karena dari pagi sampai malam dilaksanakan," katanya.
Dia menambahkan, skema ganjil genap pada saat Asian Games yang diterapkan selama 15 jam efektif meningkatkan kecepatan perjalanan di wilayah Jakarta menjadi 37 Km/jam. Sedangkan saat ruas jalannya dikurangi di Asian Paragames, kecepatan perjalanan menurun menjadi 35 Km/jam.
Saat ini, setelah skema ganjil genap berubah normal menjadi sistem buka tutup yang dibagi menjadi dua periode, kecepatan perjalanan pun ikut menurun menjadi 33 Km/jam. "Karena kan sekarang buka tutup," ujarnya.
Ia menambahkan masyarakat tidak perlu khawatir untuk berpindah ke transportasi umum karena menurutnya pelayanan Transjakarta sudah cukup bagus.
Skema tersebut, menurutnya, bisa berjalan efektif apabila didukung oleh penegakan hukum yang baik dan kesadaran masyarakat terutama untuk tidak menyiasati perjalanan, salah satunya membeli kendaraan lain dengan nomor pelat yang belum dimiliki sebelumnya.
Ia menambahkan dampak positif skema tersebut adalah peningkatan kecepatan perjalanan. Sedangkan dampak negatifnya akan dirasakan oleh sektor perdagangan di jalan raya yang diterapkan skema ganjil-genap tersebut.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengusulkan agar perpanjangan ganjil genap selama 15 jam kembali diterapkan pada tahun depan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko menyebut pihaknya mengkaji usulan perpanjangan skema ganjil genap tahun depan.
"Kita melakukan evaluasi dan mendengar beberapa masukan, sekarang masih dalam proses FGD (Focus Group Discussion)," kata Sigit di Balai Kota Jakarta, Selasa (18/12).
Sigit mengatakan sejauh ini usulan yang menguat soal durasi penerapan ganjil genap selama 15 jam dan penerapan sistem ganjil genap yang dibagi menjadi dua periode waktu, yakni pukul 06.00-10.00 dan pukul 16.00-21.00 WIB. "Tapi semua masih digodok," ujarnya.
Hal ini menurutnya adalah bentuk pengaturan pembatasan pemakaian kendaraan bermotor yang perlu diterapkan di Jakarta.
"Jakarta itu ERP-nya masih dalam wacana, sedangkan butuh pengaturan. Makanya pilihan yang paling rasional sekarang ini ya, ganjil genap," kata Darmaningtyas, Rabu (19/12).
Darmaningtyas berpendapat sistem ganjil genap yang diterapkan selama 15 jam per hari seperti pada saat perhelatan Asian Games dan Asian Paragames 2018 adalah penerapan yang efektif. Sebab menurutnya pengendara motor tidak lagi bisa menyiasati perjalanan.
"Kalau ini [ganjil genap 15 jam] kan enggak bisa menyiasati perjalanan lagi karena dari pagi sampai malam dilaksanakan," katanya.
Dia menambahkan, skema ganjil genap pada saat Asian Games yang diterapkan selama 15 jam efektif meningkatkan kecepatan perjalanan di wilayah Jakarta menjadi 37 Km/jam. Sedangkan saat ruas jalannya dikurangi di Asian Paragames, kecepatan perjalanan menurun menjadi 35 Km/jam.
Saat ini, setelah skema ganjil genap berubah normal menjadi sistem buka tutup yang dibagi menjadi dua periode, kecepatan perjalanan pun ikut menurun menjadi 33 Km/jam. "Karena kan sekarang buka tutup," ujarnya.
Ia menambahkan masyarakat tidak perlu khawatir untuk berpindah ke transportasi umum karena menurutnya pelayanan Transjakarta sudah cukup bagus.
Skema tersebut, menurutnya, bisa berjalan efektif apabila didukung oleh penegakan hukum yang baik dan kesadaran masyarakat terutama untuk tidak menyiasati perjalanan, salah satunya membeli kendaraan lain dengan nomor pelat yang belum dimiliki sebelumnya.
Ia menambahkan dampak positif skema tersebut adalah peningkatan kecepatan perjalanan. Sedangkan dampak negatifnya akan dirasakan oleh sektor perdagangan di jalan raya yang diterapkan skema ganjil-genap tersebut.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengusulkan agar perpanjangan ganjil genap selama 15 jam kembali diterapkan pada tahun depan.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko menyebut pihaknya mengkaji usulan perpanjangan skema ganjil genap tahun depan.
"Kita melakukan evaluasi dan mendengar beberapa masukan, sekarang masih dalam proses FGD (Focus Group Discussion)," kata Sigit di Balai Kota Jakarta, Selasa (18/12).
Sigit mengatakan sejauh ini usulan yang menguat soal durasi penerapan ganjil genap selama 15 jam dan penerapan sistem ganjil genap yang dibagi menjadi dua periode waktu, yakni pukul 06.00-10.00 dan pukul 16.00-21.00 WIB. "Tapi semua masih digodok," ujarnya.
0 komentar :
Posting Komentar