PADANG, JMI -- Pembangunan jembatan darurat yang menghubungkan jalur utama Kota Padang menuju Bukittinggi, Sumatra Barat dilanjutkan. Hingga Kamis (13/12), jembatan panel berkerangka baja sudah mulai tersambung dari ujung ke ujung jembatang lama yang putus.
Pemerintah melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Sumbar menargetkan jembatan darurat ini bisa dilalui pengendara pada Sabtu (15/12) mendatang.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Rizki Nugroho, mengungkapkan bahwa nantinya jembatan panel bisa dilalui kendaraan dengan beban maksimum 15 ton. Pihaknya juga akan memberlakukan sistem satu aruh bagi kendaraan yang melalui jembatan darurat. Hal ini untuk menghindari penumpukan kendaraan yang mengantre melewati jembatan darurat.
Skenario yang akan dilakukan, jembatan darurat hanya diperuntukkan bagi pengendara dari Kota Padang menuju Bukittinggi. Sebaliknya, pengendara dari Bukittinggi menuju Padang diarahkan melalui Malalak. Jalur Bukittinggi-Padang via Malalak ini akan tembus di Sicincin.
"Yang satu arah jembatan ini. Jembatan ini untuk arah Padang menuju Bukittinggi. Yang dari Bukittinggi kami arahkan lewat Malalak," jelas Rizki, Kamis (13/12).
Rizki juga mengimbau masyarakat untuk tidak melalui jalur alternatif menuju Padang Panjang via jalan kampung di dekan INS Kayu Tanam. Menurutnya, jalur tersebut hanya muat untuk satu arah kendaraan dengan kondisi jalan tidak rata. Jembatan yang ada pun, ujarnya, tidak didesain untuk dilintasi kendaraan-kendaraan berat dalam intensitas tinggi.
"Kalau ada mobil papasan, salah satunya harus makan lahan milik orang. Kasihan," kata Rizki.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga sempat berkunjung ke lokasi pembangunan darurat pagi ini. Basuki menargetkan, pembangunan jembatan permanen sebagai pengganti jembatan lama yang ambruk bisa dilakukan akhir Desember 2018.
Pemerintah melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Sumbar menargetkan jembatan darurat ini bisa dilalui pengendara pada Sabtu (15/12) mendatang.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Rizki Nugroho, mengungkapkan bahwa nantinya jembatan panel bisa dilalui kendaraan dengan beban maksimum 15 ton. Pihaknya juga akan memberlakukan sistem satu aruh bagi kendaraan yang melalui jembatan darurat. Hal ini untuk menghindari penumpukan kendaraan yang mengantre melewati jembatan darurat.
Skenario yang akan dilakukan, jembatan darurat hanya diperuntukkan bagi pengendara dari Kota Padang menuju Bukittinggi. Sebaliknya, pengendara dari Bukittinggi menuju Padang diarahkan melalui Malalak. Jalur Bukittinggi-Padang via Malalak ini akan tembus di Sicincin.
"Yang satu arah jembatan ini. Jembatan ini untuk arah Padang menuju Bukittinggi. Yang dari Bukittinggi kami arahkan lewat Malalak," jelas Rizki, Kamis (13/12).
Rizki juga mengimbau masyarakat untuk tidak melalui jalur alternatif menuju Padang Panjang via jalan kampung di dekan INS Kayu Tanam. Menurutnya, jalur tersebut hanya muat untuk satu arah kendaraan dengan kondisi jalan tidak rata. Jembatan yang ada pun, ujarnya, tidak didesain untuk dilintasi kendaraan-kendaraan berat dalam intensitas tinggi.
"Kalau ada mobil papasan, salah satunya harus makan lahan milik orang. Kasihan," kata Rizki.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga sempat berkunjung ke lokasi pembangunan darurat pagi ini. Basuki menargetkan, pembangunan jembatan permanen sebagai pengganti jembatan lama yang ambruk bisa dilakukan akhir Desember 2018.
0 komentar :
Posting Komentar