SUKABUMI, JMI -- Sebanyak enam kecamatan di Kota Sukabumi termasuk dalam kategori daerah rawan pergerakan tanah. Hal ini didasarkan dari data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Data dari PBMBG ada enam kecamatan yang memiliki potensi gerakan tanah periode Desember 2018,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapasiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada wartawan Selasa (4/12).
Keenam kecamatan itu yakni Cikole, Citamiang, Cibeureum, Gunungpuyuh, Warudoyong, dan Lembursitu. Menurut Zulkarnain, dari enam kecamatan tersebut terbagi ke dalam rawan menengah dan menengah-tinggi. Untuk daerah rawan menengah-tinggi sebanyak empat kecamatan yakni Cikole, Gunungpuyuh, Cibeureum dan Lembursitu.
Sementara satu kecamatan masuk rawan menengah yakni Warudoyong. Selain itu satu kecamatan tidak termasuk daerah rawan pergerakan tanah yakni Baros.
Zulkarnain menuturkan, rawan pergerakan tanah menengah mengandung pengertian kawasan tersebut rawan bencana ketika terjadi hujan di atas normal. Selain itu tempat tersebut berbatasan dengan lembah, sungai, gawir, tebing lereng yang mengalami gangguan.
Sementara itu rawan tinggi ungkap Zulkarnain berarti daerah tersebut sangat tinggi potensi gerakan tanah. Hal ini terjadi akibat hujan di ataa normal dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
Menurut Zulkarnain, potensi pergerakan tanah ini harus disikapi secara serius oleh semua elemen masyarakat. Terutama dalam menghadapi musim hujan yang tinggi akhir-akhir ini.
Oleh karena itu lanjut Zulkarnain BPBD melakukan sejumlah langkah pencegahan dan kesiapsiagaan. Langkah ini dalam rangka pengurangan resiko bencana yang terjadi di tengah masyarakat.
Salah satunya dengan menggelar rapat koordinasi kesiapsiagaan penanganan bencana pada akhir Nopember 2018 lalu. Dalam momen itu satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada di Kota Sukabumi diminta untuk meningkatkan koordinasi dalam pencegahan dan penanganan bencana. Langkah ini diperlukan agar penanganan bencana dapat dilakukan dengan cepat dan menekan munculnya korban jiwa maupun kerugian materil.
"Data dari PBMBG ada enam kecamatan yang memiliki potensi gerakan tanah periode Desember 2018,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapasiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada wartawan Selasa (4/12).
Keenam kecamatan itu yakni Cikole, Citamiang, Cibeureum, Gunungpuyuh, Warudoyong, dan Lembursitu. Menurut Zulkarnain, dari enam kecamatan tersebut terbagi ke dalam rawan menengah dan menengah-tinggi. Untuk daerah rawan menengah-tinggi sebanyak empat kecamatan yakni Cikole, Gunungpuyuh, Cibeureum dan Lembursitu.
Sementara satu kecamatan masuk rawan menengah yakni Warudoyong. Selain itu satu kecamatan tidak termasuk daerah rawan pergerakan tanah yakni Baros.
Zulkarnain menuturkan, rawan pergerakan tanah menengah mengandung pengertian kawasan tersebut rawan bencana ketika terjadi hujan di atas normal. Selain itu tempat tersebut berbatasan dengan lembah, sungai, gawir, tebing lereng yang mengalami gangguan.
Sementara itu rawan tinggi ungkap Zulkarnain berarti daerah tersebut sangat tinggi potensi gerakan tanah. Hal ini terjadi akibat hujan di ataa normal dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
Menurut Zulkarnain, potensi pergerakan tanah ini harus disikapi secara serius oleh semua elemen masyarakat. Terutama dalam menghadapi musim hujan yang tinggi akhir-akhir ini.
Oleh karena itu lanjut Zulkarnain BPBD melakukan sejumlah langkah pencegahan dan kesiapsiagaan. Langkah ini dalam rangka pengurangan resiko bencana yang terjadi di tengah masyarakat.
Salah satunya dengan menggelar rapat koordinasi kesiapsiagaan penanganan bencana pada akhir Nopember 2018 lalu. Dalam momen itu satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada di Kota Sukabumi diminta untuk meningkatkan koordinasi dalam pencegahan dan penanganan bencana. Langkah ini diperlukan agar penanganan bencana dapat dilakukan dengan cepat dan menekan munculnya korban jiwa maupun kerugian materil.
0 komentar :
Posting Komentar