Bagaimana tidak hancur dan jebol, Struktur bangunan tidak sesuai SOP dan banyaknya material yang diselewengkan untuk kepentingan pribadi. |
Info yang kami (red) terima dari nara sumber bahwasannya tenaga kerja diambil dari jauh, yang mana masih belia dan tidak ada tenaga ahlinya. Sementara masyarakat desa Tanjung Simandolak Kec. Benai banyak yang berprofesi sebagai tukang bangunan, dan mereka tidak pernah dirangkul oleh Kades untuk membangun desa mereka. Mereka juga sangat berharap dapat berpartisipasi dalam membangun desa bentuk kepedulian masyarakat untuk memajukan desa.
Dihari yang sama kami mendatangi kediaman rumah Kepala Desa Tanjung Simandolak, tetapi alhasil, Kepala Desa tidak dapat ditemui dengan alasan sedang ada keperluan di Pasar Benai/Taluk Kuantan ungkap istri Kades tersebut. Redaksi Biro Kuansing yang juga Kepala Perwakilam Prov. Riau yang berkunjung menitipkan pesan kepada istri Kades untuk berjumpa pada hari Rabu 21/11. Semoga pertemuan dengan Kades esok harinya sesuai dengan yang direncanakan ucap Erik (Kabiro Kuansing dan Ka.Perwakilan JMI Prov.Riau).
Beberapa dari masyarakat yang ditemui oleh kami sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh Kades. Dikarenakan ADD ditangan beliau, pelaksana dan pemborong proyek pun ditangani oleh beliau dan rekan-rekan perangkat desanya. Mungkin karena pembagian tidak rata sehingga ini bocor dan sampai ketelinga kami Redaksi Jurnal Media Indonesia Perwakilan Riau dan Biro Kuantan Singingi sebagai Media dan pelaksana Kontrol Sosial bagi masyarakat dan pemerintahan.
Narasumber yang enggan menyebutkan namanya juga menyampaikan masih banyak pembangunan-pembangunan yang memang tidak kunjung selesai, dan ini menjadi rahasia umum dilingkungan Desa Tanjung Simandolak Kec. Benai. Seperti pembangunan sarana olahraga yang mana lahan tersebut adalah milik salah satu warga dan bukan milik pemerintah desa. Gedung olah raga yang dibangun beberapa tahun lalu terlihat memprihatinkan. Anggaran yang telah diajukan cukup besar, tetapi gedung sarana olahraga tak kunjung selesai. Yang lebih mengesankan lagi adalah renovasi Kompang (Kapal Penyeberangan) akses penghubung/ penyeberangan antara Desa Tanjung dengan Pulau Kijang Kec. Benai. Anggaran yang ditetapkan sangat Fantastis yaitu sebesar Rp.107 Juta. Sementara yang direnovasi hanya penggantian 6 (enam) lembar plat lantai kompang serta 5 (lima) lembar atap kompang. Yang kami (red) nilai hanya berkisar maksimal sebesar Rp 30 juta s/d 40 juta. Kemana sisanya anggaran yang lainnya ? Ini sungguh tidak wajar dan tidak masuk akal.
Gedung Olah Raga yang dibangun diatas lahan warga dengan penggunaan dana Desa yang mana gedung tersebut sangat tidak dibutuhkan masyarakat Desa Tanjung Simandolak Kec.Benai 20/11(dok). |
Dari pembangunan gedung perkantorannya sampai dengan renovasi-renovasi dilaksanakan dan pemborongnya juga oleh Kepala Desa Pulau Kalimating dan perangkat desa serta Badan Pengawas Desa /BPD. Nasib mereka juga sama dengan masyarakat desa Tanjung Simandolak, profesi mereka yang banyak dari menyadap karet dan kuli bangunan hanya menjadi penonton dalam sepak terjang yang dilakukan Kepala Desa dan rekan-rekannya.
Saat tim wartawan Jurnal Media Indonesia mencoba untuk mencari keterangan dengan kepala desa pulau Kalimating dikediamannya yang diantar oleh salah seorang warga, alhamdulilah berjumpa dengan Bpk 'Masri' sang kepala desa. Tidak salah masyarakat mengeluh dengan sang kepala desanya, sambutan yang dilakukannya terhadap kami (red) pun kurang bersahabat, sambutannya yang kami rasa kurang ramah, tetapi kami hadapi dengan senyum dan sambil berujar kepada Bpk Masri, "Santai aja pak kades, kami hanya bersilaturahmi serta ingin saling mengenal dengan pak kades sebagai pemimpin desa pulau Kalimating ini."
Tetapi karena banyak permasalahan dan takut terbongkar sambutan yang dilakukannya sengaja dibuat tidak bersahabat, sampai-sampai kami diminta lapor dulu kepada ketua forum kepala desa kalau mau minta sumbangan, ini yang akhirnya membuat kami menegur sikap dan sambutan yang dilakukan kades pulau Kalimating siberakun Kec. Benai yang sangat melecehkan dan menyepelekan tugas seorang Jurnalis dalam melaksanakan Kontrol Sosial bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah.
Setelah kami menegur kepala desa dengan tegas, sang kepala desa berubah raut wajahnya pucat pasi, beliau buru-buru minta maaf atas sikap yang dilakukan dengan alasan lagi ada masalah dengan mertuanya. Ini kami nilai hanya alasan untuk mencari kambing hitam agar kami memakluminya. Kami berkunjung kekediaman kepala desa pulau Kalimating Siberakun ini tidak lama, karena kami merasa cukup untuk berkunjung serta memilih lebih baik mencari keterangan dari masyarakat dari pada pemerintahan desa yang hanya menutup-nutupi kedok mereka.
Didesa pulau Kalimating ini dana PKH (Program Keluarga Harapan) pun diduga dikurang-kurangi jumlah penerimanya, entah apa yang menjadi alasannya, padahal kalau dilhat perekonomian masyarakatnya sangat jauh dari berkecukupan, tetapi itulah dilema dan masalah yang dihadapi masyarakat Desa Tanjung Simandolak dan Desa Pulau Kalimating Siberakun Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi ini.
ERIKA
Tim Redaksi JMI Perwakilan Riau – Biro Kuantan Singingi
0 komentar :
Posting Komentar