JAKARTA, JMI -- Wakil Presiden Jusuf Kalla membatalkan kunjungannya ke lokasi terdampak tsunami di Pandeglang, Banten.
Hal ini sesuai arahan dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang telah lebih dulu memantau lokasi kejadian
"Panglima TNI yang terlebih dahulu ke lokasi menginfokan, sebaiknya Wapres tunda peninjauan ke lokasi," kata Juru Bicara Wapres Husain Abdullah, di Jakarta, Minggu (23/12).
Dikatakan Husain, cuaca buruk menjadi salah satu alasan JK dilarang terbang ke lokasi. Helikopter pun katanya akan sulit mendarat karena hujan disertai angin.
"Batal karena cuaca buruk. Helikopter tidak bisa mendarat karena hujan dan angin tidak mendukung," katanya.
Untuk saat ini usai berkoordinasi di Halim Perdanakusama, JK langsung bertolak ke PMI Pusat untuk meng-update data serta terus memantau pergerakan relawan yang membantu di lokasi kejadian.
Untuk saat ini JK juga akan fokus memantau penyediaan air bersih bagi korban tsunami.
"Sekarang Pak JK dari Halim, menyempatkan mampir di Markas PMI Pusat, untuk meng-update data dan mengarahkan relawan untuk terus memantau dan memberi bantuan untuk korban tsunami," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebut korban tewas akibat terjangan tsunami Selat Sunda di Anyer dan Lampung mencapai 168 orang tewas.
Selain korban tewas, Sutopo menyebut setidaknya 745 orang luka dan 30 orang lainnya masih hilang.
"Dan 558 rumah rusak, sembilan hotel rusak," ujar Sutopo dalam konferensi pers di Yogyakarta, Minggu (23/12).
Sutopo juga menyebut dampak kerusakan terjadi pada sedikitnya 60 tempat kuliner dan sekitar 300 kapal yang rusak di sekitar pantai.
"Proses evakuasi masih dilakukan, lima ekskavator, enam tanki air, dan beberapa dump truck sudah diturunkan ke lokasi," kata Sutopo menegaskan.
Hal ini sesuai arahan dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang telah lebih dulu memantau lokasi kejadian
"Panglima TNI yang terlebih dahulu ke lokasi menginfokan, sebaiknya Wapres tunda peninjauan ke lokasi," kata Juru Bicara Wapres Husain Abdullah, di Jakarta, Minggu (23/12).
Dikatakan Husain, cuaca buruk menjadi salah satu alasan JK dilarang terbang ke lokasi. Helikopter pun katanya akan sulit mendarat karena hujan disertai angin.
"Batal karena cuaca buruk. Helikopter tidak bisa mendarat karena hujan dan angin tidak mendukung," katanya.
Untuk saat ini usai berkoordinasi di Halim Perdanakusama, JK langsung bertolak ke PMI Pusat untuk meng-update data serta terus memantau pergerakan relawan yang membantu di lokasi kejadian.
Untuk saat ini JK juga akan fokus memantau penyediaan air bersih bagi korban tsunami.
"Sekarang Pak JK dari Halim, menyempatkan mampir di Markas PMI Pusat, untuk meng-update data dan mengarahkan relawan untuk terus memantau dan memberi bantuan untuk korban tsunami," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebut korban tewas akibat terjangan tsunami Selat Sunda di Anyer dan Lampung mencapai 168 orang tewas.
Selain korban tewas, Sutopo menyebut setidaknya 745 orang luka dan 30 orang lainnya masih hilang.
"Dan 558 rumah rusak, sembilan hotel rusak," ujar Sutopo dalam konferensi pers di Yogyakarta, Minggu (23/12).
Sutopo juga menyebut dampak kerusakan terjadi pada sedikitnya 60 tempat kuliner dan sekitar 300 kapal yang rusak di sekitar pantai.
"Proses evakuasi masih dilakukan, lima ekskavator, enam tanki air, dan beberapa dump truck sudah diturunkan ke lokasi," kata Sutopo menegaskan.
0 komentar :
Posting Komentar