JAKARTA, JMI -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi kuat berkekuatan 7,1 magnitudo di Mindanao, Filipina tidak menyebabkan potensi tsunami di wilayah Indonesia.
"Kepada masyarakat Kepulauan Sangihe dan Talaud dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggungjawab, karena gempa ini tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya, Sabtu (29/12).
Rahmat menjelaskan lokasi episenter gempa yang mengguncang wilayah tenggara Filipina itu terletak pada koordinat 5,85 LU dan 126,81 BT atau tepatnya berada di laut pada jarak 201 kilometer arah timur laut Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara dan berada di kedalaman 69 kilometer.
"Ditinjau lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina yang menunjam ke bawah Pulau Mindanao, Filipina," katanya.
Menurut Rahmat, gempa ini dirasakan di Provinsi Davao Oriental dan Davao Ocidental, Filipina dalam skala intensitas V MMI. Sementara itu, lanjutnya, gempa ini juga dilaporkan dirasakan masyarakat di wilayah Indonesia.
"Seperti di Melonguane Kepulauan Talaud dalam skala intensitas IV MMI, Tahuna, Kepulauan Sangihe intensitas III-IV MMI, Siau Sitaro, Tobelo, Morotai intensitas III MMI, sedangkan Manado, Ternate, Jailolo intensitas II MMI," katanya.
Sebelumnya, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mendeteksi gempa bumi berkekuatan 7,2 SR di Mindanao, Filipina, Sabtu (29/12) pagi ini, tepatnya 193 kilometer Timur General Santos.
Mengutip Reuters, hingga saat ini belum ada laporan soal kerusakan maupun korban jiwa.
Menurut Pusat Peringatan Tsunami Pasifik, gempa bisa berpotensi menimbulkan tsunami di kawasan Pasifik yang dekat dengan lokasi gempa, namun tak sampai ke Hawaii.
Gempa berpotensi tsunami di Filipina terjadi hanya sepekan setelah bencana mengguncang Selat Sunda, Indonesia. Tsunami Selat Sunda menghantam pesisir pantai di sepanjang Banten dan Lampung.
"Kepada masyarakat Kepulauan Sangihe dan Talaud dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggungjawab, karena gempa ini tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya, Sabtu (29/12).
Rahmat menjelaskan lokasi episenter gempa yang mengguncang wilayah tenggara Filipina itu terletak pada koordinat 5,85 LU dan 126,81 BT atau tepatnya berada di laut pada jarak 201 kilometer arah timur laut Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara dan berada di kedalaman 69 kilometer.
"Ditinjau lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina yang menunjam ke bawah Pulau Mindanao, Filipina," katanya.
Menurut Rahmat, gempa ini dirasakan di Provinsi Davao Oriental dan Davao Ocidental, Filipina dalam skala intensitas V MMI. Sementara itu, lanjutnya, gempa ini juga dilaporkan dirasakan masyarakat di wilayah Indonesia.
"Seperti di Melonguane Kepulauan Talaud dalam skala intensitas IV MMI, Tahuna, Kepulauan Sangihe intensitas III-IV MMI, Siau Sitaro, Tobelo, Morotai intensitas III MMI, sedangkan Manado, Ternate, Jailolo intensitas II MMI," katanya.
Sebelumnya, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mendeteksi gempa bumi berkekuatan 7,2 SR di Mindanao, Filipina, Sabtu (29/12) pagi ini, tepatnya 193 kilometer Timur General Santos.
Mengutip Reuters, hingga saat ini belum ada laporan soal kerusakan maupun korban jiwa.
Menurut Pusat Peringatan Tsunami Pasifik, gempa bisa berpotensi menimbulkan tsunami di kawasan Pasifik yang dekat dengan lokasi gempa, namun tak sampai ke Hawaii.
Gempa berpotensi tsunami di Filipina terjadi hanya sepekan setelah bencana mengguncang Selat Sunda, Indonesia. Tsunami Selat Sunda menghantam pesisir pantai di sepanjang Banten dan Lampung.
0 komentar :
Posting Komentar