WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Tinggalkan 212, Ketum Parmusi Singgung Capres Ijtima Ulama

Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam mundur dari penasihat Persaudaraan Alumni 212
JAKARTA, JMI -- Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam menyebut calon presiden yang ditetapkan dalam Ijtima Ulama II tidak sesuai dengan makna yang terkandung dalam surat Al-Maidah ayat 51. Hal itu merupakan salah satu alasan Usamah mundur dari anggota penasihat PA 212.

Ia menilai, gerakan 212 saat ini sudah tidak murni dan lebih cenderung seperti tim sukses salah satu calon presiden di 2019.

Menurut Usamah, esensi dalam surat Al Maidah ayat 51 adalah memilih pemimpin muslim yang kafah. Merujuk dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, kafah berarti sempurna.

"Apakah Al Maidah 51 itu muslim minimalis atau kafah? Yang sekarang terjadi bagaimana?" ucap Usamah melalui sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/11).

"Kok kemudian memilih figur pemimpin tidak sesuai dengan Al Maidah 51. Kalau kafah harus dilihat figur-figurnya," lanjutnya.

Pada September 2018, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mendapatkan dukungan dari Ijtima Ulama II setelah menandatangani pakta integritas.

Kendati demikian, Usamah tidak menyebut Prabowo Subianto, bukan sosok pemimpin muslim yang kafah dan tidak pula menyebut Prabowo sosok muslim minimalis.

Usamah lantas menjelaskan bahwa PA 212 terbentuk dengan semangat menegakkan syariat Islam. Salah satunya yakni memilih pemimpin muslim sesuai dengan Al Maidah 51.

Usamah mengamini bahwa semangat tersebut memang diterapkan saat Pilgub DKI Jakarta. Namun, menurutnya, semangat yang sama juga harus diterapkan saat memilih pemimpin negara, yakni dalam kontestasi Pilpres 2019.

"Jangan justru memilih pemimipn DKI Jakarta sesuai dengan Al Maidah 51, tapi memilih pemimpin negara, Al Maidah 51 diabaikan," ujar Usamah.

Usamah kemudian menyinggung hasil Rakornas PA 212 pada Mei lalu. Rapat tersebut menghasilkan lima nama capres, antara lain Rizieq Shihab, Prabowo Subianto, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, Yusril Ihza Mahendra, dan Zulkifli Hasan.

Usamah mengaku saat itu mendukung Rizieq ikut dalam Pilpres. Kemudian, dia juga mengamini bahwa Rizieq saat ini tidak bisa didapuk sebagai capres.

Meski begitu, kata Usamah, masih ada tokoh lain yang kiranya lebih patut untuk didukung. Tentu yang sesuai dengan esensi Al Maidah 51, yakni pemimpin muslim kafah.

"Kalau bukan Habib Rizieq, ya Zulkifili Hasan, atau Yusril Ihza, atau Tuan Guru Bajang. Kalau tentara, kan ada Gatot Nurmantyo yang lebih dekat dengan Islam," ucap Usamah.

Usamah sendiri mengaku tidak diundang dalam Ijtima Ulama I dan II. Dia mengatakan hanya hadir di acara pembukaan Ijtima Ulama I. Ketika masuk agenda sidang, Usamah tidak diundang.

"Karena saya yang ingin Habib Rizieq menjadi nomor 1. Jadi enggak diundang karena ditakuti merusak Ijtima Ulama," kata Usamah.

cnn/jmi/red
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

*Keluarga Besar Pon Pes Daarul Anshor Paku Haji, Anjangsana Ke Cucu Pejuang NU di Buntet Cirebon

Cirebon, JMI - Keluarga Besar Pon Pes Daarul Anshor Pakuhaji, Ziarah ke Makam Sunan Gunung Jati, karena ziarah ke makam Wali All...