JAKARTA, JMI -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.334 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot pagi ini, Jumat (30/11). Posisi ini menguat 48 poin atau 0,34 persen dari kemarin, Kamis (29/11).
Di kawasan Asia, sejumlah mata uang berada di zona hijau bersama rupiah, seperti peso Filipina yang menguat 0,09 persen, yen Jepang 0,07 persen, dolar Singapura 0,01 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen.
Sementara, dolar Singapura stagnan. Namun, beberapa mata uang justru bersandar di zona merah. Ringgit Malaysia melemah 0,08 persen, baht Thailand 0,08 persen, dan won Korea Selatan 0,06 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru berada di zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,09 persen, euro Eropa minus 0,05 persen, franc Swiss minus 0,03 persen, dolar Kanada minus 0,02 persen.
Hanya rubel Rusia yang menguat 0,13 persen. Sementara dolar Australia stagnan.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan melanjutkan penguatan hari ini karena ditopang oleh sentimen dari dalam negeri berupa pernyataan dari bank sentral AS, The Federal Reserve.
"Arah suku bunga yang cenderung netral membuat kenaikan dolar AS tertahan sehingga memberikan kesempatan pada rupiah untuk berbalik menguat," ujarnya, Jumat (30/11).
Selain itu ada pula sentimen dari dalam negeri berupa pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,0-5,4 persen pada tahun depan dengan inflasi yang masih terkendali di 3,5 persen plus minus 1 persen.
Di kawasan Asia, sejumlah mata uang berada di zona hijau bersama rupiah, seperti peso Filipina yang menguat 0,09 persen, yen Jepang 0,07 persen, dolar Singapura 0,01 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen.
Sementara, dolar Singapura stagnan. Namun, beberapa mata uang justru bersandar di zona merah. Ringgit Malaysia melemah 0,08 persen, baht Thailand 0,08 persen, dan won Korea Selatan 0,06 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru berada di zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,09 persen, euro Eropa minus 0,05 persen, franc Swiss minus 0,03 persen, dolar Kanada minus 0,02 persen.
Hanya rubel Rusia yang menguat 0,13 persen. Sementara dolar Australia stagnan.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan melanjutkan penguatan hari ini karena ditopang oleh sentimen dari dalam negeri berupa pernyataan dari bank sentral AS, The Federal Reserve.
"Arah suku bunga yang cenderung netral membuat kenaikan dolar AS tertahan sehingga memberikan kesempatan pada rupiah untuk berbalik menguat," ujarnya, Jumat (30/11).
Selain itu ada pula sentimen dari dalam negeri berupa pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,0-5,4 persen pada tahun depan dengan inflasi yang masih terkendali di 3,5 persen plus minus 1 persen.
0 komentar :
Posting Komentar