JAKARTA, JMI -- Banjir yang sempat melanda sejumlah titik di Jakarta kian surut sejak siang ini. Titik terparah seperti di permukiman di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur pun tak lagi ditemukan air luapan Kali Ciliwung merendam.
Sanusi (51), Ketua RT 13 RW 05 Kelurahan Kampung Melayu, mengatakan banjir mulai surut sejak pukul 09.00 hingga 11.00 WIB, Senin (12/11). Sementara air luapan Kali Ciliwung mulai merendam pemukiman sekitar pukul 01.20 WIB dengan ketinggian mencapai 1,25 meter.
"Tingginya lumayan sampai 125 cm sejak pukul 01.20 pagi tadi," ucap Sanusi saat ditemui di kediamannya, Senin (12/11).
Ketinggian air tersebut sempat mengisi lantai satu di permukiman tempat Sanusi tinggal. Kendati demikian, kondisi tersebut tidak sampai memaksa mereka menyelamatkan diri ke tempat lebih aman.
Jarak antara permukiman Sanusi tinggal tak sampai 50 meter ke bibir sungai Ciliwung. Banjir kala musim hujan seperti ini sudah jadi 'makanan sehari-hari' untuknya dan warga sekitar. Namun mereka tetap memilih bertahan ketimbang mengungsi.
Indun (63), warga lainnya yang bermukim tepat di pinggir Ciliwung membenarkan banjir semalam. Indun yang dini hari itu sedang tidur tersadar ada banjir dari suara gemuruh air. Ia yang tinggal bersama anak dan cucunya lantas bergeser ke lantai dua rumahnya agar lebih aman.
"Kita sudah biasa kalau banjir gini, tinggal naik ke atas aja," ucap Indun.
Sebelumnya BPDB DKI Jakarta mencatat sejumlah titik banjir di Jakarta yang muncul sejak dini hari tadi. Beberapa di antaranya tersebar di Jakarta Timur seperti di Jalan Kebon Pala II. Permukiman di RW 04 dan RW 05 Kelurahan Kampung Melayu sempat menjadi lokasi banjir terparah dengan ketinggian air mencapai 125 cm.
Sementara dari pantauan Pintu Air Manggarai per pukul 12.00 WIB, ketinggian air berada di 685 cm. Untuk Pintu Air Katulampa, Bogor, ketinggian muka air berada di 10 cm.
Sanusi (51), Ketua RT 13 RW 05 Kelurahan Kampung Melayu, mengatakan banjir mulai surut sejak pukul 09.00 hingga 11.00 WIB, Senin (12/11). Sementara air luapan Kali Ciliwung mulai merendam pemukiman sekitar pukul 01.20 WIB dengan ketinggian mencapai 1,25 meter.
"Tingginya lumayan sampai 125 cm sejak pukul 01.20 pagi tadi," ucap Sanusi saat ditemui di kediamannya, Senin (12/11).
Ketinggian air tersebut sempat mengisi lantai satu di permukiman tempat Sanusi tinggal. Kendati demikian, kondisi tersebut tidak sampai memaksa mereka menyelamatkan diri ke tempat lebih aman.
Jarak antara permukiman Sanusi tinggal tak sampai 50 meter ke bibir sungai Ciliwung. Banjir kala musim hujan seperti ini sudah jadi 'makanan sehari-hari' untuknya dan warga sekitar. Namun mereka tetap memilih bertahan ketimbang mengungsi.
Indun (63), warga lainnya yang bermukim tepat di pinggir Ciliwung membenarkan banjir semalam. Indun yang dini hari itu sedang tidur tersadar ada banjir dari suara gemuruh air. Ia yang tinggal bersama anak dan cucunya lantas bergeser ke lantai dua rumahnya agar lebih aman.
"Kita sudah biasa kalau banjir gini, tinggal naik ke atas aja," ucap Indun.
Sebelumnya BPDB DKI Jakarta mencatat sejumlah titik banjir di Jakarta yang muncul sejak dini hari tadi. Beberapa di antaranya tersebar di Jakarta Timur seperti di Jalan Kebon Pala II. Permukiman di RW 04 dan RW 05 Kelurahan Kampung Melayu sempat menjadi lokasi banjir terparah dengan ketinggian air mencapai 125 cm.
Sementara dari pantauan Pintu Air Manggarai per pukul 12.00 WIB, ketinggian air berada di 685 cm. Untuk Pintu Air Katulampa, Bogor, ketinggian muka air berada di 10 cm.
0 komentar :
Posting Komentar