JAKARTA, JMI -- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.765 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot pagi ini, Rabu (7/11). Posisi ini menguat 39 poin atau 026 persen dari kemarin sore, Selasa (6/11) di Rp14.804 per dolar AS.
Di kawasan Asia, rupiah menguat bersama mayoritas mata uang lainnya. Hanya peso Filipina yang stagnan dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen.
Sementara itu, won Korea Selatan menguat 0,33 persen, yen Jepang 0,25 persen, ringgit Malaysia 0,24 persen, baht Thailand 0,15 persen, dan dolar Singapura 0,09 persen.
Begitu pula dengan mayoritas mata uang utama negara maju yang turut bersandar di zona hijau. Franc Swiss menguat 0,25 persen, euro Eropa 0,24 persen, poundsterling Inggris 0,16 persen, dan rubel Rusia 0,05 persen. Hanya dolar Australia yang stagnan.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi memperkirakan rupiah masih akan terus menguat pada hari ini karena masih ada sentimen eksternal yang menyokong penguatan mata uang Garuda.
Penguatan rupiah dipicu oleh sentimen eksternal berupa hasil Pemilu Kongres AS yang terlihat agak mengancam Partai Republik, partai pemenangan Presiden AS Donald Trump.
Menurutnya, hasil Pemilu Kongres AS akan membuat proyeksi pertumbuhan Trump terintervensi sehingga membuat pelaku pasar menarik dolar AS dan melemahkan mata uang Negeri Paman Sam.
Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.670-14.930 per dolar AS pada hari ini. "Tapi pergerakannya sangat bergantung pada hasil Pemilu Kongres AS," ujarnya, Rabu (7/11).
Di kawasan Asia, rupiah menguat bersama mayoritas mata uang lainnya. Hanya peso Filipina yang stagnan dan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen.
Sementara itu, won Korea Selatan menguat 0,33 persen, yen Jepang 0,25 persen, ringgit Malaysia 0,24 persen, baht Thailand 0,15 persen, dan dolar Singapura 0,09 persen.
Begitu pula dengan mayoritas mata uang utama negara maju yang turut bersandar di zona hijau. Franc Swiss menguat 0,25 persen, euro Eropa 0,24 persen, poundsterling Inggris 0,16 persen, dan rubel Rusia 0,05 persen. Hanya dolar Australia yang stagnan.
Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi memperkirakan rupiah masih akan terus menguat pada hari ini karena masih ada sentimen eksternal yang menyokong penguatan mata uang Garuda.
Penguatan rupiah dipicu oleh sentimen eksternal berupa hasil Pemilu Kongres AS yang terlihat agak mengancam Partai Republik, partai pemenangan Presiden AS Donald Trump.
Menurutnya, hasil Pemilu Kongres AS akan membuat proyeksi pertumbuhan Trump terintervensi sehingga membuat pelaku pasar menarik dolar AS dan melemahkan mata uang Negeri Paman Sam.
Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.670-14.930 per dolar AS pada hari ini. "Tapi pergerakannya sangat bergantung pada hasil Pemilu Kongres AS," ujarnya, Rabu (7/11).
0 komentar :
Posting Komentar