MANADO, JMI -- Kementerian Pertanian melepas ekspor kelapa parut kering (Desicated Coconut). Pelepasan ekspor produk desiccated Coconut sebanyak 11,380 MT tahun ini dihasilkan PT Royal dan PT Global yang beroperasi di Sulut. Ekspor merupakan supaya mendukung pengembangan kelapa secara berkelanjutan.
Produk kelapa yang diekspor antara lain dessicated coconut (DC), coconut crude oil (CCO), turunan CCO, kelapa bulat, karbon aktif, dan air kelapa. Produk ini diekspor ke beberapa negara tujuan seperti PNG, Filipina, China, USA, Belanda, Vietnam, Singapura, Korsel, Jepang, Jerman, Afrika Selatan, Rusia, Turki, Polandia, Kuwait, Uruguay, Malaysia dan Slovakia.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dan Badan Litbang Pertanian pada tahun anggaran 2017 dan 2018 telah mengembangkan benih komoditas perkebunan strategis seperti tebu, kopi, kakao, kelapa, jambu mete, karet, cengkeh, pala, dan kayu manis guna mendorong peningkatan ekspor dari sektor perkebunan.
Pada 2017, terjadi peningkatan signifikan ekspor kelapa dan produk-produk turunannya, dari 793,3 juta dolar AS pada 2013, menjadi 1,4 milyar dolar AS (Rp14,1 triliun) di 2017, atau meningkat sebesar 43%. Nilai ekspor sektor perkebunan secara umum mencapai Rp 432,4 triliun atau 96% dari total nilai ekspor pertanian pada 2017.
Kelapa merupakan tanaman perkebunan yang sekitar 93% adalah perkebunan rakyat. Kelapa memiliki nilai ekonomi, sosial, budaya dan peran strategis dalam peningkatan pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja dan sumber devisa negara. Semua bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan, pangan fungsional dan papan, serta berbagai keperluan lain sehingga kelapa disebut sebagai pohon kehidupan atau “The Tree of Life”.
Varietas kelapa unggul nasional yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dengan benih bersertifikat merupakan varietas unggul lokal. Jumlah benih yang telah disalurkan Kementerian Pertanian untuk petani sejak tahun 2017/2018 telah mencapai 1.894.467 batang, dengan potensi kopra lebih dari 3 ton per hektaer per tahun atau melebihi produksi kelapa nasional yang hanya 1,1 ton.
Dalam acara ini ini sekaligus juga Balitpalma bersama Pemda melepas beberapa varietas unggul baru kelapa, seperti Kelapa Bido asal Maluku Utara, Kelapa Sri Gemilang asal Riau yang adaptif lahan pasang surut, Kelapa Dalam Kopyor Puan Kalianda asal Lampung, dan Kelapa Babasal asal Sulawesi Tengah. Varietas kelapa unggul tersebut memiliki potensi produksi hingga 3 ton kopra per hektare per tahun.
Produk kelapa yang diekspor antara lain dessicated coconut (DC), coconut crude oil (CCO), turunan CCO, kelapa bulat, karbon aktif, dan air kelapa. Produk ini diekspor ke beberapa negara tujuan seperti PNG, Filipina, China, USA, Belanda, Vietnam, Singapura, Korsel, Jepang, Jerman, Afrika Selatan, Rusia, Turki, Polandia, Kuwait, Uruguay, Malaysia dan Slovakia.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dan Badan Litbang Pertanian pada tahun anggaran 2017 dan 2018 telah mengembangkan benih komoditas perkebunan strategis seperti tebu, kopi, kakao, kelapa, jambu mete, karet, cengkeh, pala, dan kayu manis guna mendorong peningkatan ekspor dari sektor perkebunan.
Pada 2017, terjadi peningkatan signifikan ekspor kelapa dan produk-produk turunannya, dari 793,3 juta dolar AS pada 2013, menjadi 1,4 milyar dolar AS (Rp14,1 triliun) di 2017, atau meningkat sebesar 43%. Nilai ekspor sektor perkebunan secara umum mencapai Rp 432,4 triliun atau 96% dari total nilai ekspor pertanian pada 2017.
Kelapa merupakan tanaman perkebunan yang sekitar 93% adalah perkebunan rakyat. Kelapa memiliki nilai ekonomi, sosial, budaya dan peran strategis dalam peningkatan pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja dan sumber devisa negara. Semua bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan, pangan fungsional dan papan, serta berbagai keperluan lain sehingga kelapa disebut sebagai pohon kehidupan atau “The Tree of Life”.
Varietas kelapa unggul nasional yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dengan benih bersertifikat merupakan varietas unggul lokal. Jumlah benih yang telah disalurkan Kementerian Pertanian untuk petani sejak tahun 2017/2018 telah mencapai 1.894.467 batang, dengan potensi kopra lebih dari 3 ton per hektaer per tahun atau melebihi produksi kelapa nasional yang hanya 1,1 ton.
Dalam acara ini ini sekaligus juga Balitpalma bersama Pemda melepas beberapa varietas unggul baru kelapa, seperti Kelapa Bido asal Maluku Utara, Kelapa Sri Gemilang asal Riau yang adaptif lahan pasang surut, Kelapa Dalam Kopyor Puan Kalianda asal Lampung, dan Kelapa Babasal asal Sulawesi Tengah. Varietas kelapa unggul tersebut memiliki potensi produksi hingga 3 ton kopra per hektare per tahun.
0 komentar :
Posting Komentar