BERAU, JMI -- Terkait Pembangunan Sarana Air Bersih di Kampung Tabalar Ulu, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur yang diduga terhenti pembangunan karena beberapa Aspek dikecewakan oleh masyarakat di Tabalar Ulu.
Menurut Kepala Kampung Tabalar Ulu yang ditemui team JMI mengungkapkan bahwa Sarana Air Bersih belum bisa dinikmati masyarakat dan sangat kecewa, "Tapi saya selaku Kepala Kampung tetap berharap agar masyrakat Tabalar Ulu segera bisa menikmati air bersih karena sangat dibutuhkan warga saya," Tandas KR.
Setelah bertemu dengan Kepala Kampung Tabalar Ulu kemudian team JMI menindaklanjuti ke Dinas Pekerjaan Umum menemui Kabid Air Minum, (RS) menjelaskan ke tim JMI kelanjutan dari Proyek Pembangunan Sarana Air Bersih, "Kami akan membawa permasalahan ini ke Kepala Dinas PU, termasuk Bupati apa solusinya ? Yang pasti di tahun 2018 program saya kurang berjalan lancar karena terkendala kondisi seperti ini (fisik bendungan runtuh-red), dan hasil rapat kami juga ada dua Opsi, yang pertama memutuskan kontrak, yang kedua tetap menawarkan ke pihak
pelaksana, tetap dilaksanakan apapun jadinya sampai waktu tanggal yang telah ditetapkan, tapi kondusi fisik yang rusak (runtuh) tidak kami bayar," Ujar RS
"Dan saya mengakui secara program gagal, masyarakat tidak mendapat sarana air bersih, tapi kami tetap melanjutkan, dan akan mengunakan tenaga ahli dan perencanaan awal tidak kami pakai," Jelas RS.
Penjelasan terakhir RS ke tim JMI terkait runtuhnya Bendungan Sarana Air Bersih Kampung Tabalar Ulu disebabkan salahnya perencanaan yang dirancang tahun 2017, salahnya pengawasan, dan salahnya pelaksanaan. "Dan untuk pembayaranya kami juga menunggu dari pihak tenaga ahli kontrak bagaimana cara kami membayarnya," Tandas RS. Dari penjelasan Kabid Sarana Air Minum, RS siapa yang bertanggung jawab ?
Rina/Haznur/JMI/red
Menurut Kepala Kampung Tabalar Ulu yang ditemui team JMI mengungkapkan bahwa Sarana Air Bersih belum bisa dinikmati masyarakat dan sangat kecewa, "Tapi saya selaku Kepala Kampung tetap berharap agar masyrakat Tabalar Ulu segera bisa menikmati air bersih karena sangat dibutuhkan warga saya," Tandas KR.
Setelah bertemu dengan Kepala Kampung Tabalar Ulu kemudian team JMI menindaklanjuti ke Dinas Pekerjaan Umum menemui Kabid Air Minum, (RS) menjelaskan ke tim JMI kelanjutan dari Proyek Pembangunan Sarana Air Bersih, "Kami akan membawa permasalahan ini ke Kepala Dinas PU, termasuk Bupati apa solusinya ? Yang pasti di tahun 2018 program saya kurang berjalan lancar karena terkendala kondisi seperti ini (fisik bendungan runtuh-red), dan hasil rapat kami juga ada dua Opsi, yang pertama memutuskan kontrak, yang kedua tetap menawarkan ke pihak
pelaksana, tetap dilaksanakan apapun jadinya sampai waktu tanggal yang telah ditetapkan, tapi kondusi fisik yang rusak (runtuh) tidak kami bayar," Ujar RS
"Dan saya mengakui secara program gagal, masyarakat tidak mendapat sarana air bersih, tapi kami tetap melanjutkan, dan akan mengunakan tenaga ahli dan perencanaan awal tidak kami pakai," Jelas RS.
Penjelasan terakhir RS ke tim JMI terkait runtuhnya Bendungan Sarana Air Bersih Kampung Tabalar Ulu disebabkan salahnya perencanaan yang dirancang tahun 2017, salahnya pengawasan, dan salahnya pelaksanaan. "Dan untuk pembayaranya kami juga menunggu dari pihak tenaga ahli kontrak bagaimana cara kami membayarnya," Tandas RS. Dari penjelasan Kabid Sarana Air Minum, RS siapa yang bertanggung jawab ?
Rina/Haznur/JMI/red
0 komentar :
Posting Komentar