Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan Hunian Sementara (Huntara) di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (12/11/2018). |
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk mempercepat pembangunan huntara, masing-masing kontraktor dari BUMN Karya akan terus melakukan penambahan tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja itu diharapkan membuat waktu kerja dapat ditambah hingga malam hari dengan sistem shift.
Jumlah unit huntara yang dibangun akan bertambah dengan perkembangan data pengungsi yang membutuhkan. "Huntara yang dibangun dengan model knockdown berukuran 12 x 26,4 meter persegi, dibagi menjadi 12 bilik. Dimana setiap biliknya akan dihuni oleh satu keluarga. Rencananya pertengahan Desember pengungsi sudah bisa masuk ke huntara," katanya melalui keterangan tertulis.
Huntara digunakan sebagai transit pengungsi dari tenda sampai dengan hunian tetap dan relokasi permukiman selesai. Biaya pembangunan huntara per unit nya sekitar Rp 500 juta, dilengkapi empat toilet, empat kamar mandi, septik tank, tempat mencuci, dapur dilengkapi listrik 450 watt untuk setiap bilik.
"Untuk pemasangan listrik dan pembayarannya akan dikoordinasikan dengan Kementerian ESDM dan PLN, pasti ada kebijakan tersendiri untuk membantu pengungsi," ujarnya.
Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, dari 1.200 huntara yang direncanakan, lokasi yang sudah terverifikasi tersebar di 48 titik. Di Donggala ada sembilan lokasi, Palu 21 lokasi dan Sigi 18 lokasi.
Dari jumlah tersebut sebanyak 506 rencana huntara sudah terukur untuk penentuan tata letaknya (layout). Sebanyak 116 unit dalam proses penyelesaian dengan progres fisik sebesar 19,27 persen.
Huntara tersebut akan dibangun dengan sistem cluster pada lima zona dengan mempertimbangkan faktor ketersediaan lahan dan keamanan lokasi dari dampak gempa. Setiap cluster terdiri atas 10 unit huntara (120 bilik) yang tahan gempa. Akan dibangun satu buah sekolah PAUD dan sebuah SD, tempat sampah, ruang terbuka untuk kegiatan warga, serta tempat parkir sepeda motor.
"Kita buat senyaman mungkin karena digunakan dalam jangka waktu cukup lama untuk satu hingga dua tahun sambil menunggu sampai relokasi hunian tetap yang dibangun pemerintah selesai," ujar Arie.
Guna memenuhi kebutuhan air bersih di setiap unit huntara yang dibangun, Kementerian PUPR juga melakukan pengeboran sumur air tanah dengan perkiraan kebutuhan total air sebesar 45 liter per detik. Adapun kebutuhan masing-masing adalah di Palu sebesar 18 liter per detik, Donggala 8,51 liter per detik dan Sigi 18,5 liter per detik. Dari total 42 titik rencana pengeboran sumur, sebanyak delapan titik telah selesai diuji geolistrik.
Kementerian PUPR juga tengah melakukan perbaikan kerusakan jaringan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di 12 lokasi yang tersebar di Palu, Donggala dan Sigi. Dari 12 lokasi, SPAM Salena IPA di Kota Palu telah selesai perbaikannya, sementara SPAM Duyu I (Gawalise) dengan layanan 20 liter per detik progres perbaikannya sudah 50 persen.
RPB/jmi-red
0 komentar :
Posting Komentar