WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

PDIP Ingatkan Prabowo soal Peran Kroni Soeharto di Indonesia

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto tak bisa lagi menahan emosi saat menerima keputusan pengunduran diri Abdullah Azwar Anas sebagai calon wakil gubernur Jawa Timur.
JAKARTA, JMI -- Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristianto mengkritisi pernyataan Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa sistem perekonomian yang diterapkan Indonesia saat ini sama dengan economics of stupidity atau ekonomi kebodohan.

Hasto menganggap justru Prabowo yang mengalami kebodohan karena lebih percaya pada kabar bohong (hoaks) soal penganiayaan Ratna Sarumpaet.

"Padahal dari aspek elementer saja, Pak Prabowo tidak bisa membedakan antara penganiayaan dan operasi atau mark-up wajah. Inilah contoh dari kebodohan itu sendiri. Capres negarawan seharusnya menyampaikan narasi positif untuk Indonesia Raya," kata Hasto, Jumat (12/10).

Hasto menyatakan pihaknya tidak terima apabila Prabowo menyebut Indonesia saat ini menerapkan sistem ekonomi kebodohan.

Ia menyatakan Prabowo sedang pura-pura lupa tentang sejarah masa lalu bangsa Indonesia yang pernah menerapkan sistem ekonomi elitis atau sistem ekonomi yang dikuasai oleh kroni-kroni Soeharto.

"Sejarah mencatat, bahwa reformasi lahir karena koreksi atas sistem yang otoriter, dimana ekonomi kekuasaan saat itu hanya didominasi kroni Soeharto. Pak Prabowo seharusnya paham hal ini," kata dia.

Kritik Prabowo atas perekonomian Indonesia disampaikan saat berpidato pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (11/10)

Prabowo menilai sistem ekonomi yang berjalan sudah lebih parah dari paham neoliberalisme yang dianut oleh Amerika Serikat.

"Ini menurut saya bukan ekonomi neoliberal lagi. Ini lebih parah dari neolib. Harus ada istilah, ini menurut saya ekonomi kebodohan. The economics of stupidity. Ini yang terjadi," ujar Prabowo saat .

Menurut dia, indikatornya bisa ditarik pada rentang 1997 hingga 2014. Kekayaan Indonesia yang hilang atau dinikmati oleh pihak asing menurut Prabowo mencapai US$300 miliar.

Dengan demikian, kata Prabowo, Indonesia hanya memiliki sedikit cadangan kekayaan nasional.

"Dengan tidak adanya cadangan kekayaan di dalam negeri tidak mungkin indonesia bisa menjadi negara yang sejahtera," kata dia.

Hasto menyebut sistem ekonomi Indonesia di zaman Soeharto dibentuk atas sistem yang otoriter.

Ia menjelaskan apabila terdapat masyarakat yang kritis terhadap sistem itu akan dibungkam dan dimusnahkan hingga hilang tanpa jejak.

"Serangan ekonomi kebodohan Pak Prabowo semakin menunjukkan bahwa Beliau pura-pura lupa dengan sejarah, lalu menimpakan hal tsb sebagai kesalahan Presiden Jokowi," kata Hasto

"Ketika terjadi krisis, kedaulatan negara digadaikan melalui Letter of Intent IMF, dan Pak Prabowo memahami hal ini dan segala akibatnya tidak bisa cuci tangan," tambahnya.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Kekecewaan Megawati soal Pilkada Serentak 2024, Ini Pernyataan Lengkapnya

Merasa Kecewa, Ini Pernyataan Lengkap Megawati soal Pilkada Serentak 2024 Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawat...