PALU, JMI -- Tim evakuasi gabungan menemukan belasan mayat korban gempa bumi dan tsunami di Donggala-Palu, Sulteng, yang berada di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Senin (8/10). Tim dari Basarnas, PMI, prajurit TNI, dan BPBD setempat, bahkan dari BPBD Kalimantan Utara, menemukan belasan mayat dari wilayah Petobo yang kini menjadi gundukan tanah berlumpur, sejak mereka melakukan evakuasi dari Senin pagi hingga sekitar pukul 13.00 WITA.
Satu per satu mayat yang mereka temukan dievakuasi dan dimasukkan ke kantong mayat dan dijejerkan di tenda di halaman RS Ibu dan Anak Nasanapura. Ketua Tim Evakuasi dari BPBD Kalimantan Utara Asnawi yang ditemui di lokasi evakuasi di Petobo menuturkan, tim evakuasi gabungan sulit mengidentifikasi mayat yang ditemukan karena setelah hari kesepuluh sejak gempa ini.
"Kondisi mayat telah rusak," kata Asnawi.
Asnawi mengatakan, mayat yang ditemukan berada di dalam gundukan tanah berlumpur. Menurutnya, gempa yang terjadi berdampak fenomena baru berupa munculnya air bercampur lumpur yang keluar dari bawah tanah lalu membuat tanah dan bangunan bergerak sehingga banyak korban dan bangunan tenggelam dalam gundukan lumpur.
BPBD Kalimantan Utara, katanya, selain mengerahkan 45 personel juga mengirimkan bantuan seberat 62 ton berupa bahan makanan dan peralatan lainnya. Proses evakuasi juga dibantu dengan kendaraan alat berat untuk mengeduk gundukan tanah berlumpur dan dipindahkan ke tanah yang lebih rata.
Bantuan dengan alat berat itu dilakukan dengan cara hati-hati dan tidak mengenai mayat karena kondisinya yang rusak dan mudah hancur. Proses evakuasi juga dikawal prajurit TNI bersenjata lengkap.
Petugas dari Inafis (Identifikasi saat ini dikenal dengan Inafis (Indonesia Automatic Finger Print Identification System) Polri juga tampak untuk membantu proses mengidentifikasi mayat. Sejumlah warga pun menyaksikan proses evakuasi meskipun tidak diizinkan melihat dari jarak dekat.
Kegiatan pencarian dan evakuasi korban berada dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu Sulawesi Tengah (Kogasgabpad Sulteng). Kegiatan itu akan terus berlangsung selama hari-hari ke depan hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian.
Satu per satu mayat yang mereka temukan dievakuasi dan dimasukkan ke kantong mayat dan dijejerkan di tenda di halaman RS Ibu dan Anak Nasanapura. Ketua Tim Evakuasi dari BPBD Kalimantan Utara Asnawi yang ditemui di lokasi evakuasi di Petobo menuturkan, tim evakuasi gabungan sulit mengidentifikasi mayat yang ditemukan karena setelah hari kesepuluh sejak gempa ini.
"Kondisi mayat telah rusak," kata Asnawi.
Asnawi mengatakan, mayat yang ditemukan berada di dalam gundukan tanah berlumpur. Menurutnya, gempa yang terjadi berdampak fenomena baru berupa munculnya air bercampur lumpur yang keluar dari bawah tanah lalu membuat tanah dan bangunan bergerak sehingga banyak korban dan bangunan tenggelam dalam gundukan lumpur.
BPBD Kalimantan Utara, katanya, selain mengerahkan 45 personel juga mengirimkan bantuan seberat 62 ton berupa bahan makanan dan peralatan lainnya. Proses evakuasi juga dibantu dengan kendaraan alat berat untuk mengeduk gundukan tanah berlumpur dan dipindahkan ke tanah yang lebih rata.
Bantuan dengan alat berat itu dilakukan dengan cara hati-hati dan tidak mengenai mayat karena kondisinya yang rusak dan mudah hancur. Proses evakuasi juga dikawal prajurit TNI bersenjata lengkap.
Petugas dari Inafis (Identifikasi saat ini dikenal dengan Inafis (Indonesia Automatic Finger Print Identification System) Polri juga tampak untuk membantu proses mengidentifikasi mayat. Sejumlah warga pun menyaksikan proses evakuasi meskipun tidak diizinkan melihat dari jarak dekat.
Kegiatan pencarian dan evakuasi korban berada dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu Sulawesi Tengah (Kogasgabpad Sulteng). Kegiatan itu akan terus berlangsung selama hari-hari ke depan hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian.
0 komentar :
Posting Komentar