Salah satu sudut kota Wina, Austria. |
Program kelas Bahasa Indonesia saat ini dibuka dua kelas untuk pemula dan satu kelas untuk tingkat lanjut (intermediate). Pada tingkat pemula, pembelajaran akan difokuskan pada penguasaan bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari. Sementara kelas intermediate akan difokuskan pada penguasaan tata bahasa dan pengembangan keterampilan membaca dan menulis.
"Program ini merupakan kerja sama yang digagas kedua pihak pada tahun 2017," katanya, Kamis (18/10).
Program perdana pengajaran Bahasa Indonesia di University of Vienna dilaksanakan untuk periode Summer Semester yang secara resmi dibuka Dubes RI untuk Republik Austria, Dr. Darmansjah Djumala, pada bulan Maret lalu. Untuk menunjang kesuksesan program, seorang tenaga pengajar didatangkan khusus dari Indonesia melalui program pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Berbeda dengan kelas Bahasa Indonesia periode summer semester sebelumnya, kelas Bahasa Indonesia pada Winter Semester secara resmi menjadi bagian dari kurikulum di University of Vienna dibawah Departemen Antropologi Sosial dan Kebudayaan Fakultas Ilmu Sosial Uniwien.
Diharapkan mahasiswa Uniwien tingkat sarjana dan pascasarjana dari berbagai fakultas dan jurusan dapat mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia dapat memperoleh tiga kredit point dalam sistem satuan kredit semester (SKS) yang berlaku di Universitas, yakni European Credit Transfer and Accumulation System credits (ECTS), sebagai bagian dalam melengkapi jumlah SKS yang menjadi ketentuan kelulusan program studi mereka.
Sementara itu Dubes RI Dr. Darmansjah Djumala mengatakan KBRI Wina menyambut baik tentang resminya kelas Bahasa Indonesia masuk ke dalam kurikulum di University of Vienna. Diintegrasikannya kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ke dalam kurikulum di University of Vienna pada periode winter semester ini merupakan langkah maju dan lebih cepat dari target yang diharapkan, ujar Dubes Djumala.
Lebih lanjut Dubes Djumala mengatakan, bahasa Indonesia di kalangan akademisi Austria diperlukan tidak saja guna menunjang kerjasama riset dan pendidikan tinggi antar universitas kedua negara, seiring dengan kecenderungan semakin meningkatnya hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Austria, maka penguasaan Bahasa Indonesia di kalangan masyarakat Austria akan semakin penting.
Sementara itu, koordinator kelas BIPA di Uniwien, Dr. Gabriele Weichart, yang juga dosen senior Departemen Antropologi Sosial dan Budaya universitas menyebutkan diterapkannya sistem satuan kredit semester (ECTS) bagi kelas Bahasa Indonesia selain besarnya minat siswa universitas untuk belajar Bahasa Indonesia, juga meningkatkan komitmen siswa dalam mengikuti mata kuliah hingga akhir semester.
Dr Gabriele Weichart sebagai salah satu dosen senior Departemen Antropologi Sosial dan Budaya selama ini aktif mempromosikan kerjasama riset dan pendidikan antara Indonesia dan Austria. Diharapkannya di masa datang dapat menjadi benchmarking untuk pengembangan kerja sama antara Indonesia dan Austria di bidang lainnya.
0 komentar :
Posting Komentar