BANDAR LAMPUNG, JMI – Kondisi cuaca ekstrem masih terjadi di Lampung. Angin kencang yang melanda di perairan wilayah Lampung membuat nelayan di pesisir Teluk Lampung tidak melaut lagi. Nelayan terpaksa menambatkan perahu motornya di bibir laut, khawatir jika melaut dapat mengancam keselamatan jiwanya.
Angin kencang mulai terjadi petang hingga malam dan dini hari. Kencangnya angin terasa di daratan dan diperkirakan lebih kuat lagi bila berada di lautan. “Kami tidak berani melaut kalau angin kencang seperti sekarang. Bahaya keselamatan di tengah laut, lebih baik kami tunda dulu beberapa hari ke depan,” ujar Rudi Djunaidi, nelayan di TPI Lempasing, Pesawaran, Selasa (16/10) malam.
Ia dan nelayan kampung lainnya biasa melaut mencari ikan di perairan Teluk Lampung. Sebagian lagi ada yang menjauh hingga ke perairan Selat Sunda. Namun, pada hari-hari terakhir nelayan tidak banyak yang melaut. Meski ada yang melaut membawa kapalnya hanya di bagian tepian saja tidak ke tengah laut.
Gani, nelayan di Pasar Gudang Lelang, Telukbetung, Bandar Lampung, menuturkan nelayan sudah lama tidak melaut karena kondisi cuaca sedang tidak baik. Nelayan banyak yang menambatkan kapal-kapal motornya di tepi laut. Sehari-hari, nelayan ada yang memperbaiki kapal, jaring, dan ada juga yang bersantai.
“Selain itu, banyak juga nelayan yang mencari pekerjaan lagi sebagai pedagang dan buruh bangunan,” ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Lampung mengimbau masyarakat terutama nelayan yang berada di pesisir untuk mewaspadai hembusan angin kencang yang terjadi dua hari terakhir hingga beberapa hari ke depan. Waktunya diprediksi terjadi pada petang dan malam hari.
Kepala Stasiun BMKG Maritim Lampung Sugiono menyatakan, tiupan angin yang cukup kencang ini hampir merata terjadi di perairan pesisir Lampung, mulai dari pesisir barat hingga pesisir pantai timur.
Penyebabnya, karena adanya perbedaan tekanan udara antara belakan bumi utara dan belahan bumi selatan yang berdampak pada cuaca sekitar provisi Lampung. Selain itu, ada gangguan tekanan rendah di sebelah barat Sumatra yang menyebabkan hembusan angin cukup kencang di pesisir.
Angin kencang mulai terjadi petang hingga malam dan dini hari. Kencangnya angin terasa di daratan dan diperkirakan lebih kuat lagi bila berada di lautan. “Kami tidak berani melaut kalau angin kencang seperti sekarang. Bahaya keselamatan di tengah laut, lebih baik kami tunda dulu beberapa hari ke depan,” ujar Rudi Djunaidi, nelayan di TPI Lempasing, Pesawaran, Selasa (16/10) malam.
Ia dan nelayan kampung lainnya biasa melaut mencari ikan di perairan Teluk Lampung. Sebagian lagi ada yang menjauh hingga ke perairan Selat Sunda. Namun, pada hari-hari terakhir nelayan tidak banyak yang melaut. Meski ada yang melaut membawa kapalnya hanya di bagian tepian saja tidak ke tengah laut.
Gani, nelayan di Pasar Gudang Lelang, Telukbetung, Bandar Lampung, menuturkan nelayan sudah lama tidak melaut karena kondisi cuaca sedang tidak baik. Nelayan banyak yang menambatkan kapal-kapal motornya di tepi laut. Sehari-hari, nelayan ada yang memperbaiki kapal, jaring, dan ada juga yang bersantai.
“Selain itu, banyak juga nelayan yang mencari pekerjaan lagi sebagai pedagang dan buruh bangunan,” ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Maritim Lampung mengimbau masyarakat terutama nelayan yang berada di pesisir untuk mewaspadai hembusan angin kencang yang terjadi dua hari terakhir hingga beberapa hari ke depan. Waktunya diprediksi terjadi pada petang dan malam hari.
Kepala Stasiun BMKG Maritim Lampung Sugiono menyatakan, tiupan angin yang cukup kencang ini hampir merata terjadi di perairan pesisir Lampung, mulai dari pesisir barat hingga pesisir pantai timur.
Penyebabnya, karena adanya perbedaan tekanan udara antara belakan bumi utara dan belahan bumi selatan yang berdampak pada cuaca sekitar provisi Lampung. Selain itu, ada gangguan tekanan rendah di sebelah barat Sumatra yang menyebabkan hembusan angin cukup kencang di pesisir.
0 komentar :
Posting Komentar