Amien Rais mengaku dimuliakan oleh polisi dalam kasus Ratna Sarumpaet |
Mangkir di pemanggilan pertama, pada Jumat (5/10), mantan Ketua MPR itu melempar pernyataan ancaman sehari sebelum ia menyatakan bersedia hadir di pemeriksaan kedua pada Rabu (10/10).
Bertempat di kediaman calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta, Amien mengaku akan membongkar kasus korupsi usai diperiksa oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Kesan garang Amien itu didukung oleh sejumlah barisan pendukung kolaisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dimotori persaudaraan alumni 212, sejumlah massa yang diklaim berjumlah 500 orang disiapkan untuk mengawal bapak berjuluk reformasi itu saat diperiksa di Mapolda Metro Jaya. Mereka juga menebar opini jika polisi melakukan kriminalisasi dan pembodohan publik karena salah alamat memeriksa Amien dalam kasus hoaks Ratna.
Tiba di hari pemeriksaan, Amien dikawal oleh puluhan pendukungnya saat memasuki Mapolda Metro. Kegarangan Amien kembali tersaji sebelum memasuki ruang pemeriksaan. Amien mengungkap beberapa kejanggalan yang ia tuding dilakukan kepolisian.
Pertama, Amien menyatakan polisi memanggil dirinya berdasarkan keterangan Ratna. Namun ada yang janggal di tanggal surat pemanggilan tersebut. Pasalnya di surat pemanggilan polisi ia dipanggil pada tanggal 2 Oktober. Padahal kata dia, Ratna sendiri baru ditangkap di Bandara dan diperiksa polisi pada 4 Oktober.
Dalam hal ini Amien mencurigai polisi akan melakukan kriminalisasi terhadapnya.
Kejanggalan kedua, Amien membeberkan bahwa namanya tertulis di surat pemanggilan tanpa mencantumkan 'Muhammad'. Padahal ia mengaku memiliki nama lengkap Muhammad Amien Rais.
Dalam kasus itu ia kembali menggertak dan mencurigai polisi khususnya Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Jerry Siagian anti terhadap Islam karena terkesan alergi dengan nama Muhammad.
Puncaknya, kegarangan Amien sebelum diperiksa ditutup dengan meminta Presiden Joko Widodo untuk menangkap Kapolri Tito Karnavian karena diduga terlibat dalam kasus korupsi yang sedang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dengan membawa sebuah koran nasional yang memberitakan dugaan kasus Tito sebagai bukti, Amien meminta Jokowi bertindak tanpa membutuhkan penjelasan panjang.
Enam jam berselang, Amien keluar dengan wajah sumringah. Kegarangan yang ia dan pendukungnya tampakkan sebelumnya hilang. Tuduhan awal soal polisi akan melakukan kriminalisasi dan anti dengan nama Muhammad akhirnya tak terbukti. Amien malah mengaku dimuliakan polisi selama diperiksa.
Tak hanya itu, Amien bercerita sempat diperiksa dokter soal kesehatannya dan ditawari makanan gudeg dan nasi jamblang di sela-sela pemeriksaan. Mantan Ketua Umum Muhammadiyah itu juga memastikan tidak ada pernyataan yang menjebak di antara 30 pertanyaan yang disampaikan polisi.
Atas tindakan 'mulia' polisi, massa yang sempat mengancam akan mengepung Polda jika Amien tak keluar dari ruang pemeriksaan memilih pulang.
Bak gayung bersambut, polisi balik memuji Amien karena dinilai kooperatif. Polisi bahkan mengaku memberikan keistimewaan kepada Amien. Salah satu keistimewaan itu adalah dengan memeriksa Amien di ruangan yang dulunya merupakan ruang kerja Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis.
Bentuk keistimewaan dan penghormatan kepada Amien dengan diperiksa di ruang Kapolda itu pun diungkapkan oleh advokat sekaligus politikus PAN Eggi Sudjana yang mendampingi Amien saat diperiksa.
Eggi menilai penggunaan ruang tersebut berbeda dari pemeriksaan-pemeriksaan yang biasa dilakukan terhadap saksi. Eggi juga mengatakan tak ada 'jebakan batman' seperti yang ia curigai akan dilakukan polisi terhadap Amien.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan pemilihan ruang pemeriksaan tersebut memang sengaja untuk memberikan kenyamanan bagi Amien. Hal tersebut juga tak lepas dari sejarah Amien yang pernah menjadi pejabat negara.
"Pak Amien itu seorang negarawan, mantan pejabat negara dan sebagai saksi, enggak masalah dilakukan pemeriksaan di ruang yang nyaman," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (10/10).
Ruangan Kapolda yang digunakan pemeriksaan itu merupakan mantan ruangan kerja bagi perwira yang pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. Kapolda yang pernah menggunakan ruangan itu seperti Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat menjadi Kapolda dan Komjen Mochammad Iriawan alias Iwan Bule.
Namun sejak berdirinya Gedung Promoter dan telah diresmikan oleh Tito, ruangan Kapolda yang ditempati Idham pun dipindah ke gedung tersebut. Kini, berdasarkan informasi yang dihimpun, ruang kapolda tersebut telah beralih fungsi dan digunakan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta.
cnn/jmi/red
0 komentar :
Posting Komentar