MANADO, JMI - PT Pertamina melaporkan bahwa stok Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji di Provinsi Sulawesi Tengah masih dalam kondisi aman.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M Roby Hervindo menjelaskan tiga dari lima Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE) terdampak bencana hingga tidak dapat beroperasi. Sedangkan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Mutiara kondisinya aman tidak terdampak signifikan.
"Untuk pelayanan masyarakat melalui SPBU saat ini masih didata berapa yang masih bisa beroperasi. Nantinya penyaluran akan dipusatkan di SPBU-SPBU tersebut. Secara umum stok BBM dan LPG masih dalam kondisi aman," ujar Roby kepada Antaranews, di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu.
Pasca gempa bermagnitudo 7,4 SR di Donggala dan Palu, yang diikuti tsunami dan beberapa gempa susulan, turut berdampak pada operasi Pertamina MOR VII Sulawesi di wilayah Palu dan sekitarnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun hingga saat ini, diketahui bahwa Terminal BBM Donggala mengalami kerusakan akibat gempa dan tsunami.
Beberapa sarana dan fasilitas seperti trestle (akses dari dermaga menuju TBBM) dan tempat pengisian mobil tangki mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dilakukan kegiatan penyaluran BBM.
"Akses jalan dari TBBM ke Palu dan Sulawesi Barat pun tidak dapat dilewati dikarenakan longsor dan kerusakan jalan," jelasnya.
Tim Puskodal Pertamina MOR VII telah menyiapkan rencana alternatif RAE (Regular, Alternative, Emergeny) untuk mengamankan pasokan energi ke Palu dan sekitarnya.
"Untuk penyaluran BBM, rencana alternatif suplai akan dilakukan melalui beberapa TBBM yakni TBBM Poso, TBBM Moutong, TBBM Toli-Toli dan TBBM Pare-Pare menyesuaikan kondisi jalur darat yang paling memungkinkan," jelas Roby.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar industri, diutamakan suplai kepada PLN, TNI dan Polri. Alternatif suplai akan diluncurkan melalui TBBM Poso, Moutong, Toli-Toli dan Pare Pare.
Untuk elpiji, alternatif suplai ke Palu rencananya dilakukan melalui SPPEK Tri Ariesta dari Gorontalo, juga dari Depot LPG Makassar dan Terminal LPG Bosowa.
Selain itu telah disiagakan SPPBE alternatif yakni PT Mitra Utama, PT Nubuwwa Saltika, PT Pare Elpiji, dan PT Permata Alam Sulawesi serta pengiriman 150 tabung LPG 50 Kg dari SPPBE Makassar.
Sedangkan untuk Avtur, rencana dilakukan alih suplai ke DPPU Mutiara melalui TBBM Makassar, TBBM Gorontalo dan TBBM Luwuk. Penyaluran rencananya dilakukan melalui bridger (mobil tangki avtur), dengan memperhatikan kondisi akses jalan.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M Roby Hervindo menjelaskan tiga dari lima Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE) terdampak bencana hingga tidak dapat beroperasi. Sedangkan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Mutiara kondisinya aman tidak terdampak signifikan.
"Untuk pelayanan masyarakat melalui SPBU saat ini masih didata berapa yang masih bisa beroperasi. Nantinya penyaluran akan dipusatkan di SPBU-SPBU tersebut. Secara umum stok BBM dan LPG masih dalam kondisi aman," ujar Roby kepada Antaranews, di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu.
Pasca gempa bermagnitudo 7,4 SR di Donggala dan Palu, yang diikuti tsunami dan beberapa gempa susulan, turut berdampak pada operasi Pertamina MOR VII Sulawesi di wilayah Palu dan sekitarnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun hingga saat ini, diketahui bahwa Terminal BBM Donggala mengalami kerusakan akibat gempa dan tsunami.
Beberapa sarana dan fasilitas seperti trestle (akses dari dermaga menuju TBBM) dan tempat pengisian mobil tangki mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dilakukan kegiatan penyaluran BBM.
"Akses jalan dari TBBM ke Palu dan Sulawesi Barat pun tidak dapat dilewati dikarenakan longsor dan kerusakan jalan," jelasnya.
Tim Puskodal Pertamina MOR VII telah menyiapkan rencana alternatif RAE (Regular, Alternative, Emergeny) untuk mengamankan pasokan energi ke Palu dan sekitarnya.
"Untuk penyaluran BBM, rencana alternatif suplai akan dilakukan melalui beberapa TBBM yakni TBBM Poso, TBBM Moutong, TBBM Toli-Toli dan TBBM Pare-Pare menyesuaikan kondisi jalur darat yang paling memungkinkan," jelas Roby.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar industri, diutamakan suplai kepada PLN, TNI dan Polri. Alternatif suplai akan diluncurkan melalui TBBM Poso, Moutong, Toli-Toli dan Pare Pare.
Untuk elpiji, alternatif suplai ke Palu rencananya dilakukan melalui SPPEK Tri Ariesta dari Gorontalo, juga dari Depot LPG Makassar dan Terminal LPG Bosowa.
Selain itu telah disiagakan SPPBE alternatif yakni PT Mitra Utama, PT Nubuwwa Saltika, PT Pare Elpiji, dan PT Permata Alam Sulawesi serta pengiriman 150 tabung LPG 50 Kg dari SPPBE Makassar.
Sedangkan untuk Avtur, rencana dilakukan alih suplai ke DPPU Mutiara melalui TBBM Makassar, TBBM Gorontalo dan TBBM Luwuk. Penyaluran rencananya dilakukan melalui bridger (mobil tangki avtur), dengan memperhatikan kondisi akses jalan.
0 komentar :
Posting Komentar