Menpar Arief Yahya saat meninjau Gili Trawangan |
Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar Guntur Sakti ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu (15/9), mengatakan pihaknya akan menggelar trauma healing yang rencananya dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pariwisata Arief Yahya pada Ahad (16/9). "Kegiatan trauma healing rencananya digelar selama dua hari mulai 15-16 September 2018," katanya.
Pesertanya terdiri dari kalangan pegawai hotel, pemandu, travel dan masyarakat setempat yang dilaksanakan di Gili Trawangan. Sedangkan narasumber berasal dari berbagai instansi di antaranya Kepolisian bagian Psikologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta dari Politeknik Pariwisata Lombok.
"Materinya lebih mengajak untuk tidak terlalu memikirkan masa lalu agar bisa 'move on' melepaskan masa lalu, setiap kejadian dan rintangan yang membuat trauma akan dilepaskan dengan permainan, diskusi kelompok dan lainnya. Juga ada siraman rohani," ujar Guntur.
Para pelaku pariwisata akan diajak untuk semakin mencintai Lombok dan NTB, tetap semangat meski sedang dilanda musibah dan selalu bersyukur sehingga bisa bangkit lagi.
Kemenpar melakukan tiga Kegiatan trauma healing di tiga Lokasi di NTB, yang pertama sudah dilakukan bertempat di Hotel Kila Senggigi pada 12-13 September. Kedua, untuk pelaku industri pariwisata pada 15-16 September di Gili Trawangan, dan trauma healing untuk masyarakat akan dilaksanakan di Desa Sembalun pada 18-19 September 2018.
"Program trauma healing yang kita laksanakan untuk program pemulihan di NTB di bawah Komando Tim #NTBBangkit dengan dukungan program dan anggarannya dari Kementerian Pariwisata. Ini murni implementasi strategi pemulihan yang dilakukan oleh Menpar Arief Yahya," kata Guntur.
Tujuannya, lanjut Guntur, bagi pelaku Industri, kegiatan trauma healing ini bisa membantu mengembalikan lagi semangat, motivasi, serta agar mental Industri pariwisata segera pulih.
Namun, ada persoalan lain yang juga menimpa di pihak industri seperti Hotel, Homestay, Restoran, dan Café. Menurut Guntur, mereka juga membutuhkan energi untuk bangkit khususnya membutuhkan relaksasi di bidang keuangan.
"Untuk industrinya, kita harapkan ada kebijakan dari pemerintah yang meringankan beban dari pihak Industiri itu sendiri dalam kapasitas mereka sebagai kreditur dan objek pajak. Mereka berharap mudah-mudahan sampai Desember 2018 nanti ada keringanan pembayaran terkait hal itu. Sehingga pada Januari 2019 sudah bisa melakukan pembayaran lagi," ujarnya.
Ia mengharapkan program trauma healing ini bisa segera memulihkan Lombok khususnya Gili Trawangan di semua lapisan unsur baik masyarakat, industri, dan pemerintah daerahnya agar dapat kembali menyambut kunjungan wisatawan.
RPB/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar