JAKARTA, JMI -- Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menjelaskan beberapa hal terkait kondisi kelistrikan saat ini. JK menjelaskan kedepan pengembangan kelistrikan di Indonesia harus beralih tak hanya mengembangkan elektrifikasi tetapi juga harus meningkatkan pembangkit yang ramah lingkungan.
JK mengatakan, pembangkit ramah lingkungan selain baik untuk kondisi lingkungan juga lebih efisien. "Untuk dapat listrik efisien harus cari yang lebih murah dan bersih," ujar JK melalui video teleconfrence saat pembukaan acara Hari Listrik Nasional di ICE BSD, Selasa (18/9).
JK juga menjelaskan selain meningkatkan elektrifikasi dan membangun pembangkit yang ramah lingkungan, JK ingin meningkatkan konsumsi listrik per kapita. JK menjelaskan, saat ini konsumsi listrik per kapita Indonesia masih lebih rendah daripada Singapura, Malaysia dan Thailand.
"Artinya ada hubungan pembangunan industri dan lainnya. Sehingga untuk percepat pembangunan, bagaimana memeratakan listrik. Hal yang lagi memang tentu kita butuhkan bagaimana yang ramah lingkungan melalui EBT," ujar JK.
JK juga menjelaskan, bahwa kebutuhan konsumsi listrik pada tahun 2045 paling tidak mencapai 100.000 MW. Artinya dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik tersebut, maka pemerintah bersama-sama dengan swasta harus membangun paling tidak 5.000 MW setiap tahunnya sementara untuk energi renewable paling tidak dibutuhkan 200 MW setiap tahunnya.
"Kebutuhan kita 100 ribu MW, artinya kebutuhan listrik harus dibangun minimum 5000MW per tahun dan rewable energinya di perlu bangun 2000 MW per tahun," ujar JK.
Terlebih menurut Wakil Presiden, dalam beberapa tahun mendatang pemerintah akan mulai merealisasikan mobil listrik. Sementara, kebutuhan listrik baik rumah tangga dan industri juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
"Dan aktivitas harian pakai listrik. Apalagi 10 tahun yang akan datang mobil akan migrasi ke mobil listrik," ucapnya.
Karena itu, lanjut JK, semua pihak harus bersinergi dalam rangka membangun pembangkit-pembagkit listrik baru di berbagai daerah. Maupun memberikan akses distribusi listrik yang merata.
"Listrik yang lebih merata dan mesti dibangun lebih banyak lagi karena industri tidak bisa jalan tanpa listrik," ujar JK.
RPB/JMI/RED
JK mengatakan, pembangkit ramah lingkungan selain baik untuk kondisi lingkungan juga lebih efisien. "Untuk dapat listrik efisien harus cari yang lebih murah dan bersih," ujar JK melalui video teleconfrence saat pembukaan acara Hari Listrik Nasional di ICE BSD, Selasa (18/9).
JK juga menjelaskan selain meningkatkan elektrifikasi dan membangun pembangkit yang ramah lingkungan, JK ingin meningkatkan konsumsi listrik per kapita. JK menjelaskan, saat ini konsumsi listrik per kapita Indonesia masih lebih rendah daripada Singapura, Malaysia dan Thailand.
"Artinya ada hubungan pembangunan industri dan lainnya. Sehingga untuk percepat pembangunan, bagaimana memeratakan listrik. Hal yang lagi memang tentu kita butuhkan bagaimana yang ramah lingkungan melalui EBT," ujar JK.
JK juga menjelaskan, bahwa kebutuhan konsumsi listrik pada tahun 2045 paling tidak mencapai 100.000 MW. Artinya dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik tersebut, maka pemerintah bersama-sama dengan swasta harus membangun paling tidak 5.000 MW setiap tahunnya sementara untuk energi renewable paling tidak dibutuhkan 200 MW setiap tahunnya.
"Kebutuhan kita 100 ribu MW, artinya kebutuhan listrik harus dibangun minimum 5000MW per tahun dan rewable energinya di perlu bangun 2000 MW per tahun," ujar JK.
Terlebih menurut Wakil Presiden, dalam beberapa tahun mendatang pemerintah akan mulai merealisasikan mobil listrik. Sementara, kebutuhan listrik baik rumah tangga dan industri juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
"Dan aktivitas harian pakai listrik. Apalagi 10 tahun yang akan datang mobil akan migrasi ke mobil listrik," ucapnya.
Karena itu, lanjut JK, semua pihak harus bersinergi dalam rangka membangun pembangkit-pembagkit listrik baru di berbagai daerah. Maupun memberikan akses distribusi listrik yang merata.
"Listrik yang lebih merata dan mesti dibangun lebih banyak lagi karena industri tidak bisa jalan tanpa listrik," ujar JK.
RPB/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar