Sejumlah pendukung klub sepak bola Persija melakukan ziarah ke makam Haringga Sirila di Indramayu, Jawa Barat, Senin (24/9). |
Ia mengatakan, aksi kekerasan yang menimpa Haringga Sirla, seorang Jakmania yang ingin menyaksikan laga Persib Bandung melawan klub kesayangannya, merupakan buah dari fanatisme yang berlebihan. Ia mengatakan, kejadian kekerasan antarsuporter tak hanya sekali ini saja terjadi.
"Tugas klub itu harus memberikan pendidikan kepada suporter bahwa olahraga itu adalah sportivitas. Bukan menunjukkan hal yang jelek sampai membunuh orang," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (25/9).
Menurut dia, olaharaga dibangun di atas sportivitas. Karena itu, seluruh komponen yang terlibat di dalamnya harus menjunjung tinggi nilai sportivitas.
"Ini tugas kita semua, terutama kepada klub untuk memberikan pendidikan kepada suporternya bahwa kalah menang dalam olahraga itu biasa," kata dia.
Kendati demikian, Nizar mengakui, yang jadi permasalahan saat ini klub tak bisa mengindentifikasi semua supporter. Kondisi ini memunculkan pendukung yang di luar kendali klub.
Karena itu, aparat penegak hukum juga harus segera menindak tegas suporter Persib yang membunuh supporter Persija Jakarta. Ia menyebut, pelaku pengroyokan terhadap satu orang Jakmania itu sebagai tindakan yang biadab.
Nizar menegaskan, kejadian ini merupakan teguran keras bagi sepakbola Indonesia. Karena itu, seluruh pihak mesti memperbaiki diri bersama.
"PSSI juga harus turun tangan. BOPI, klub, aparat, harus turun tangan. Saya berharap supporter Persija tidak membalas dan tidak berkelanjutan," ujar dia.
RPB/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar