Gas elpiji tiga kg. |
Berdasarkan pantauan awak media sejumlah pangkalan dan pengecer di Bandar Lampung telah memasang pengumuman terkait habisnya pasokan gas melon tersebut. Kekosongan elpiji tersebut berlangsung dua pekan terakhir.
Hilangnya elpiji tabung melon tersebut, membuat warga berkeliling mencari elpiji tiga kg di warung-warung yang masih menyisakan stok. Kalaupun masih ada stok, harganya meningkat hingga Rp 23 ribu. Biasanya, gas elpiji tiga kg tersebut dijual Rp 20 ribu. Di pangkalan, harganya hanya Rp 17 ribu.
"Saya bawa dua tabung gas kecil kosong, baru dapat satu tabung itu pun keliling-keliling dulu carinya," kata Rusman, warga Susunan Baru, Tanjungkarang Barat, kemarin.
Salah satu pangkalan yang memasang pengumuman 'Gas 3 Kg Habis' adalah di SPBU Beringin Raya. Setelah lama tidak dapat pasokan dari distributor elpiji, pangkalan tersebut mendapat kiriman elpiji pada Rabu (29/8) sekitar pukul 08.00 WIB. Tak sampai satu jam, gas melon tersebut langsung ludes diserbu pembeli.
"Pukul delapan pagi truknya bawa gas, pembeli sudah menunggu dan habis," katanya.
Kekosongan elpiji 3 kg terjadi hampir merata di wilayah Bandar Lampung. Pihak pangkalan yang tersedia di SPBU telah memasang pelang habis, juga pangkalan di kampung-kampung. Untuk mendapatkan, warga harus keluar kampungnya mencari di tempat-tempat yang sepi penduduk.
DPD Himpunan Wiraswastawan Muda Minyak dan Gas Bumi (Hiswanamigas Lampung masih menelusuri penyebab hilangnya elpiji tiga kg di pangkalan dan pengecer di wilayah Lampung. "Fenomena (kekosongan) yang terjadi saat ini mungkin penggunaan yang tidak tepat," kata Kepala Bidang Elpiiji DPD Hiswanamigas Lampung Adi Chandra.
Tak hanya di Lampung, warga Kabupaten Mukomuko, PRovinsi Bengkulu juga mengeluhkan hilangnya gas elpiji tiga kilogram. Sulitnya mencari gas subsidi tersebut terjadi sepekan terakhir.
"Saya sudah cari ke mana-mana tetapi tidak ada satu pun warung yang menjual gas elpiji tiga kg," kata Tin Erawati, warga Desa Medan Jaya, Kecamatan Ipuh di Mukomuko, Kamis.
Tin yang sehari-harinya berjualan goreng pisang, bakwan, tahu dan risoles di di depan rumahnya itu menyatakan sejak sepekan ini terpaksa berhenti berjualan akibat tidak ada gas tiga kg. Jangankan untuk berjualan, untuk memasak kebutuhan sehari-hari saja ia kesulitan.
Ibu dua anak ini mengatakan, biasanya mudah mendapatkan gas tiga kg di seluruh warung di daerah itu dengan harga sebesar Rp 22 ribu hingga Rp 23 ribu per tabung. Ia menduga, gas tiga kg sulit didapat di wilayah itu karena gas yang ada di pangkalan resmi habis dibeli semua oleh para tengkulak. Namun, dugaan ini belum dapat dibuktikan.
ANT/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar