Bendungan Irigasi Batang
Tesso yang dibangun tahun 1982, dengan luas 4981 Ha ( 20/08/2018 ) terlihat
salah seekor buaya keluar dari habitatnya
|
Yang ditakutkan oleh masyarakat adalah punahnya satwa-satwa langka dan hancurnya bendungan irigasi batang teso ini. Bagaimana agar bendungan irigasi ini bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan satwa-satwa yang ada dialiran sungai ini dapat terjaga dan lingkungan tidak rusak ? Kita bersama wajib untuk membasmi penambang-penambang liar yang ada disekitar sungai ini. Menurut info yang kami ( red ) terima dari masyarakat, penambang-penambang liar ini diduga diback-up oleh oknum-oknum ( baik itu dari kepolisian maupun dari TNI ). Kalau memang penambang-penambang ini di back-up oknum, siapa lagi yang dapat memberantas mereka? Ini suatu penyakit yang sangat tidak kita inginkan.
Seandainya pihak Kepolisian dan TNI bergabung dengan instansi terkait dalam memberantas perusakan alam oleh mereka yang mempunyai kepentingan pribadi ini, mungkin semua ini dapat diberantas dan tidak ada lagi yang berani untuk melakukan aksi perusakan lingkungan dan penambangan liar disetiap aliran sungai yang ada ucap salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya ini. Kami hanya berharap hali-hal semacam ini dikemudian hari tidak terulang lagi, dan semoga pemerintah provinsi dan daerah cepat tanggap untuk memberantas mereka tandanya.
Rencana masyarakat desa Marsawah, untuk melestarikan lingkungan mereka mengaharapkan pemerintah provinsi segera merealisasikan bendungan irigasi batang teso diserahkan kepada pemerintah daerah kuantan singing dan pengelolaannya dilaksanakan oleh pemerintah desa Marsawah dengan pengelolaan anggaran desa untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Marsawah khususnya dan Kecamatan Sentajo Raya pada umumnya. Ini semua diharapkan juga kerjasamanya semua instansi terkait lainnya serta pihak media / wartawan sebagai pelaku kontol sosial dilingkunagan masyarakat.
( Tim Red.Perwakilan Riau )
0 komentar :
Posting Komentar