JAKARTA, JMI -- Ketua DPP Partai Golkar Bidang Media dan Penggalangan Opini Ace Hasan Syadzily menyatakan sama sekali tidak khawatir dengan menyebarnya gerakan #2019GantiPresiden. Ia meyakini, rakyat mampu melihat secara jernih prestasi dan kinerja dari masing-masing pasangan calon capres dan cawapres.
“Bagi kami yang terpenting adalah kerja, kerja, dan kerja. Rakyat juga tahu dan merasakan mana calon presiden yang sudah bekerja,” kata Ace, Sabtu (25/8).
Ia mengatakan, pasangan capres dan cawapres hanya terdiri dari dua pasangan. Sudah sangat jelas pihak yang mengkampanyekan tagar #2019GantiPresiden dan partai mana yang memberikan dukungan kepada kepada lawan Pejawat Joko Widodo pada pilpres 2019.
Ace mengklaim Jokowi berhasil menurunkan angka kemiskinan dari 10,12 persen di September 2017 menjadi 9,82 persen pada Maret 2018. Selain itu, kata dia, prestasi yang diukir yakni masifnya pembangunan infrastruktur dan mengurangi tingkat ketimpangan masyarakat di desa dan perkotaan.
“Jadi bukan sekadar ngomong saja. Capres yang biasanya hanya menebar pesimisme. Capres yang bisanya hanya mengkritik tanpa data,” katanya.
Melihat prestasi pejawat yang nyata, Ace mengatakan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) tak perlu menyiapkan strategi khusus untuk melawan gerakan #2019GantiPresiden. “Biar rakyat sendiri yang menilai dan merasakan,” kata dia.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan elektabilitas pasangan calon Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih unggul di angka 52,2 persen. Sementara, elektabilitas pasangan lawan yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di level 29,5 persen. Terdapat selisih sebesar 22,7 persen antara kedua pasangan.
Menurut Ace, elektabilitas pejawat akan terus mengungguli hingga hari penyelenggaraan Pilpres 2019 mendatang. “Insya Allah. Kami sangat optimis dengan hasil survei LSI Denny JA. Apalagi tingkat kepuasan kinerja Presiden dirasakan rakyat,” katanya.
Gerakan #2019GantiPresiden pertama kali digaungkan politikus PKS, Mardani Ali Sera. Saat pembuatan single #2019GantiPresiden, sejumlah politikus ikut terlibat sebagai pengisi suara seperti Fadli Zon dari Partai Gerindra dan Mardani, hingga Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais ikut terlibat.
“Bagi kami yang terpenting adalah kerja, kerja, dan kerja. Rakyat juga tahu dan merasakan mana calon presiden yang sudah bekerja,” kata Ace, Sabtu (25/8).
Ia mengatakan, pasangan capres dan cawapres hanya terdiri dari dua pasangan. Sudah sangat jelas pihak yang mengkampanyekan tagar #2019GantiPresiden dan partai mana yang memberikan dukungan kepada kepada lawan Pejawat Joko Widodo pada pilpres 2019.
Ace mengklaim Jokowi berhasil menurunkan angka kemiskinan dari 10,12 persen di September 2017 menjadi 9,82 persen pada Maret 2018. Selain itu, kata dia, prestasi yang diukir yakni masifnya pembangunan infrastruktur dan mengurangi tingkat ketimpangan masyarakat di desa dan perkotaan.
“Jadi bukan sekadar ngomong saja. Capres yang biasanya hanya menebar pesimisme. Capres yang bisanya hanya mengkritik tanpa data,” katanya.
Melihat prestasi pejawat yang nyata, Ace mengatakan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) tak perlu menyiapkan strategi khusus untuk melawan gerakan #2019GantiPresiden. “Biar rakyat sendiri yang menilai dan merasakan,” kata dia.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan elektabilitas pasangan calon Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih unggul di angka 52,2 persen. Sementara, elektabilitas pasangan lawan yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di level 29,5 persen. Terdapat selisih sebesar 22,7 persen antara kedua pasangan.
Menurut Ace, elektabilitas pejawat akan terus mengungguli hingga hari penyelenggaraan Pilpres 2019 mendatang. “Insya Allah. Kami sangat optimis dengan hasil survei LSI Denny JA. Apalagi tingkat kepuasan kinerja Presiden dirasakan rakyat,” katanya.
Gerakan #2019GantiPresiden pertama kali digaungkan politikus PKS, Mardani Ali Sera. Saat pembuatan single #2019GantiPresiden, sejumlah politikus ikut terlibat sebagai pengisi suara seperti Fadli Zon dari Partai Gerindra dan Mardani, hingga Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais ikut terlibat.
0 komentar :
Posting Komentar